KOMPAS.com - Penyakit Graves adalah kelainan sistem kekebalan yang menyebabkan produksi hormon tiroid berlebih (hipertiroidisme).
Sistem kekebalan tubuh menciptakan antibodi yang dikenal sebagai imunoglobulin perangsang tiroid.
Antibodi ini kemudian menempel pada sel tiroid yang sehat. Akibatnya, sistem imun justru menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid.
Penyakit autoimun ini seringkali menyerang wanita dan orang di bawah usia40 tahun.
Produksi hormon tiroid yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai efek pada tubuh.
Jika tidak diobati, hipertiroidisme dapat menyebabkan penurunan berat badan, depresi, dan kelelahan mental atau fisik.
Baca juga: Kerja Terlalu Keras Bisa Picu Burnout, Begini Cara Mencegahnya
Tanda dan gejala umum penyakit Graves meliputi:
Ada berbagai faktor yang membuat seseorang berpotensi mengalami penyakit grave. Berikut faktor risiko penyakit graves:
Penyakit ini seringkali terjadi pada orang berusia di bawah 40 tahun. Wanita juga berpotensi tujuh hingga delapan kali lebih tinggi mengalami penyakit ini daripada pria.
Risiko kita untuk mengalami penyakit ini juga tinggi jika memiliki anggotakeluarga yang mengalami penyakit grave.
Jika dibiarkan tanpa pengobatan, penyakit grave bisa memicu komplikasi berikut:
Baca juga: 7 Bahaya Menahan BAB yang Perlu Diwaspadai
Penyakit grave bisasanya diatasi dengan metode berikut:
1. Penggunaan obat anti tiroid
Obat anti-tiroid, seperti propylthiouracil atau methimazole, biasanya diberikan oleh dokter pada pasien penyakit graves.
Jenis obat lain yang diberikan, antara lain Beta-blocker untuk membantu mengurangi efek gejala sampai perawatan lain mulai bekerja.
2. Terapi Radioiodine
Terapi yodium radioaktif telah digunakan untuk mengobati penyakit Graves sejak 1940-an.
Dalam metode pengobatan ini, pasien harus mengonsumsi yodium radioaktif dalam bentuk pil.
Saat pil dikonsumsi, yodium radioaktif segera menumpuk di kelenjar tiroid dan perlahan menghancurkan sel tiroid yang terlalu aktif.
Kemudian, dokter akan mengukur jumlah kelenjar tiroid dengan kamera pemindai khusus.
Cara ini bisa memicu penurunan ukuran kelenjar tiroid dan menurunkan produksi hormon tiroid.
3. Operasi
Biasanya, dokter merekomendasikan operasi jika semua metode pengobatan tidak menunjukan manfaat efektif atau curiga adanya kanker tiroid.
Metode ini dilakukan dengan mengangkat seluruh kelenjar tiroid untuk menghilangkan risiko hipertiroidisme kembali.
Setelah operasi, pasien biasanya membutuhkan terapi penggantian hormon tiroid secara berkelanjutan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.