Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/12/2020, 06:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Campak adalah penyakit yang tak layak dianggap remeh karena dapat menyebabkan komplikasi serius.

Siapa saja bisa terkena penyakit ini jika belum mendapatkan vaksin campak atau belum pernah mengidap campak sebelumnya.

Tapi, campak paling sering terjadi pada anak kecil.

Baca juga: 7 Penyakit dengan Gejala Demam Disertai Bintik Merah Selain Campak

Kasus campak pada bayi dan anak-anak perlu diwaspadai karena dapat berakibat fatal.

Merangkum Mayo Clinic, anak dengan campak bisa mengalami pneumonia yang menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat campak.

Anak-anak penderita campak bisa juga mengalami komplikasi berupa ensefalitis atau radang otak yang dapat berakibat fatal.

Baca juga: Jadwal Timnas U17 Indonesia Vs Afghanistan, Misi Sapu Bersih Garuda Asia

Beberapa komplikasi campak lainnya yang dapat terjadi antara lain, yakni:

  • Infeksi telinga
  • Radang dinding bagian dalam yang melapisi saluran udara utama paru-paru (bronkitis)
  • Radang kotak suara (laringitis atau croup)
  • Masalah kehamilan, seperti dapat menyebabkan persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan kematian ibu

Mengingat bahayanya, kiranya penting penting bagi saja dapat mewaspadai penyebab campak sebagai salah satu langkah pencegahan.

Penyebab campak

Melansir Medical News Today, campak pada dasarnya disebabkan oleh infeksi virus rubeola.

Lantas, bagaimana gejala campak bisa berkembang?

Baca juga: 10 Cara Mengobati Sakit Tenggorokan Secara Alami

Mulanya, virus penyebab campak bisa masuk ke tubuh melalui mulut, hidung, atau mata.

Sesampaiya di sana, virus kemungkinan besar akan masuk ke paru-paru, di mana virus ini menginfeksi sel kekebalan.

Sel-sel yang telah terinfeksi kemudian pindah ke kelenjar getah bening, tempat virus berpindah ke sel lain.

Baca juga: Banyak Pengunjung Batal Beli Jersey Timnas di Indomaret, Apa Penyebabnya?

Sel-sel ini lantas bergerak ke seluruh tubuh, melepaskan partikel virus ke dalam darah.

Saat darah mengalir ke seluruh tubuh, ia membawa virus ke berbagai organ tubuh, termasuk hati, kulit, sistem saraf pusat, dan limpa.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
TNI Kirim Pasukan Perdamaian ke Lebanon, Totalnya 1.090 Prajurit
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau