KOMPAS.com - Pernahkan Anda memiliki tonjolan di bagian sendi pangkal jempol kaki?
Tonjolan di bagian sendi pangkal jempol kaki juga dikenal dengan istilah bunion. Bunion memang tidak berbahaya.
Akan tetapi, lambat laun bunion menyebabkan ujung jempol kaki tertarik ke arah jari-jari kaki yang lebih kecil dan menyebabkan sendi di pangkal jempol kaki menonjol.
Bunion juga bisa menyebabkan area kulit di sekitarnya menjadi merah dan perih.
Baca juga: 4 Kelompok Orang yang Tidak Boleh Mendapatkan Vaksin Covid-19
Biasanya, bunion terjadi karena pemakaian sepatu yang jetat dan sempit.
Namun, bunion juga bisa terbentuk karena kelainan dari bentuk kaki atau kondisi medis, seperti artritis.
Berdiri dalam waktu yang terlalu lama juga bisa menyebabkan munculnya bunion.
Menurut data Mayo Clinic, gejala munculnya bunion antara lain:
Bunion yang tak segera ditangani memang bisa menyebabkan kelainan bentuk pada kaki.
Rasa sakit akibat bunion juga bisa membuat kita sulit berjalan. Itu sebabnya, kita perlu berkonsultasi ke dokter ketika mengalami gejala berikut:
Bunion juga bisa memicu komplikasi berikut:
- Radang kandung lendir
Kondisi ini terjadi ketika bantalan kecil berisi cairan yang melindungi tulang di dekat sendi mengalami peradangan sehingga menyebabkan rasa nyeri.
- Jari kaki palu
Jari kaki palu adalah terbentuknya lengkungan abnormal pada sendi tengah jari kaki, biasanya jari kaki di sebelah jempol kaki.
Hal ini dapat menyebabkan nyeri dan tekanan.
- Metatarsalgia
Kondisi ini menyebabkan nyeri dan bengkak pada mata kaki.
Baca juga: Punya Gejala Mirip, Ini Beda Kanker Serviks dan Ovarium
Untuk membantu mencegah bunion, pilih alas kaki dengan hati-hati.
Alas kaki atau sepatu yang kita pakai harus memiliki area untuk jari yang lebar dan harus ada jarak antara ujung jari kaki terpanjang dan ujung sepatu.
Bentuk sepatu yang kita pakai juga harus mengikuti bentuk kaki tanpa menyebabkan tekanan di area manapun pada kaki kita.
Ada dua cara untuk mengatasi bunion, yaitu dengan metode operasi dan non operasi.
Metode operasi biasanya dilakukan prosedur berikut:
Sementara itu, metode pengobatan nonoperasi bisa dilakukan melalui cara berikut ini: