Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Makanan Tertentu Bisa Sebabkan Kolesterol Tinggi?

Kompas.com - 16/01/2021, 20:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Kadar kolesterol "jahat" yang tinggi telah terbukti dapat meningkatkan penyakit jantung dan berbagai penyakit kronis lainnya.

Banyak orang percaya beberapa jenis makanan tertentu bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh, salah satunya telur.

Itu sebabnya, banyak orang yang menghindari konsumsi telur karena takut kolesterol di tubuhnya meningkat.

Akan tetapi, banyak peneliti dan dokter percaya bahwa mengonsumsi makanan kaya kolesterol seperti telur tidak memengaruhi tingkat kolesterol dalam darah.

“Namun, orang dengan masalah kesehatan tertentu, seperti diabetes, harus terus menghindari makanan kaya kolesterol,” kata ahli jantung Steven Nissen, melansir laman Cleveland Clinic.

Baca juga: Benarkan Minum Susu Bantu Menjaga Kesehatan Tulang?

Efek makanan kaya kolesterol pada tubuh

Melansir laman Cleveland Clinic, kolesterol adalah zat lilin yang bisa menempel di dinding arteri.

Itu sebabnya, kadar kolesterol yang terlalu tinggi bisa menyebabkan penumpukan plak yang memicu serangan jantung dan stroke.

Para ahli pun menyarankan kita agar membatasi konsumsi kolesterol hanya 300 miligram setiap hari.

Tubuh mengatur berapa banyak kolesterol dalam darah. Ada berbagai jenis kolesterol yang ada dalam tubuh manusia, yakni lipoprotein densitas rendah atau kolesterol LDL yang dikenal dengan kolesterol "jahat" dan lipoprotein densitas tinggi atau kolesterol HDL atau kolesterol baik.

Kolesterol LDL bisa menyebabkan penumpukan plak di arteri, sedangkan kolesterol HDL membantu mencegah penumpukan plak.

LDL merupakan kolesterol jahat yang harus kita hindari karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Selain itu, cara orang memproses kolesterol berbeda. Ada beberapa orang yang lebih sensitif terhadap makanan kaya kolesterol ada pula yang tidak.

"Susunan genetik adalah faktor besar yang memengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh," ucap Nissen.

Tubuh menciptakan kolesterol dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada makanan yang kita konsumsi.

Jadi, menghindari makanan yang tinggi kolesterol tidak akan terlalu memengaruhi kadar kolesterol darah.

Sekitar 85 persen kolesterol dalam tubuh diproduksi oleh organ hati. Dengan kata lain, kolesterol yang ada dalam tubuh kita tidak serta merta dipengaruhi oleh apa yang kita makan.

"Bisa juga, faktor genetik atau riwayat keluarga membuat risiko seseorang mengalami penyakit jantung lebih tinggi," ucap Nissen.

Baca juga: Waspadai 4 Hal Penyebab Kolesterol Tinggi

Makanan yang bisa meningkatkan kolesterol tubuh

Dibandingkan makanan kaya kolesterol, makanan tinggi lemak trans lebih berbahaya untuk kesehatan.

Lemak trans cenderung meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Untuk menghindari lemak trans, perhatikan label makanan yang akan kita konsumsi.

"Lemak trans seringkali tertulis dalam label makanan sebagai minyak terhidrogenasi atau minyak nabati terhidrogenasi parsial,” kata Nissen.

Demi kesehatan tubuh, sebaiknya kita membatasi asupan lemak jenuh dan lebih fokus pada konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein hewani tanpa lemak atau sumber protein nabati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Health
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau