KOMPAS.com - Kesulitan menelan adalah ketidakmampuan menelan makanan atau minuman dengan mudah.
Orang yang kesulitan menelan mungkin juga tersedak makanan atau cairan saat mencoba menelan.
Disfagia adalah nama medis lain untuk kondisi susah menelan.
Baca juga: Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi saat Sakit Tenggorokan
Gejala ini tidak selalu mengindikasikan kondisi medis.
Faktanya, susah menelan mungkin bersifat sementara dan dapat hilang dengan sendirinya.
Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), terdapat 50 pasang otot dan saraf yang digunakan untuk membantu dalam proses menelan.
Dengan kata lain, ada banyak hal yang bisa salah dan menyebabkan masalah menelan.
Melansir Mayo Clinic, beberapa kondisi yang dapat menjejadi penyebab susah menelan, termasuk:
1. Akalasia
Ketika otot esofagus bagian bawah (sfingter) tidak rileks dengan benar untuk membiarkan makanan masuk ke perut Anda, ini dapat menyebabkan Anda membawa makanan kembali ke tenggorokan .
Otot di dinding kerongkongan Anda juga mungkin lemah, suatu kondisi yang cenderung memburuk seiring waktu.
Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Ketika Sakit Tenggorokan?
2. Kejang esofagus yang menyebar
Spasme esofagus difusa (SED) adalah kondisi yang menghasilkan beberapa tekanan tinggi dan kontraksi esofagus yang tidak terkoordinasi dengan baik biasanya setelah Anda menelan.
Kejang yang menyebar memengaruhi otot tak sadar di dinding esofagus bagian bawah.
3. Striktur esofagus
Kerongkongan yang menyempit (striktur) dapat menjebak makanan dalam jumlah besar.
Tumor atau jaringan parut, sering kali disebabkan oleh penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD), dapat menyebabkan penyempitan.
4. Tumor esofagus
Kesulitan menelan cenderung semakin memburuk saat tumor esofagus hadir.
Baca juga: 10 Cara Mengobati Sakit Tenggorokan Secara Alami
5. Benda asing
Terkadang makanan atau benda lain dapat menyumbat tenggorokan atau kerongkongan Anda sebagian.
Kelompok lanjut usia (lansia) dengan gigi palsu dan orang yang kesulitan mengunyah makanan mereka lebih mungkin memiliki makanan yang tersangkut di tenggorokan atau kerongkongan.
7. Cincin esofagus
Area tipis penyempitan di esofagus bagian bawah terkadang dapat menyebabkan kesulitan menelan makanan padat.
8. GERD
Kerusakan jaringan esofagus dari asam lambung yang naik ke esofagus dapat menyebabkan kejang atau jaringan parut dan penyempitan esofagus bagian bawah.
9. Esofagitis eosinofilik
Kondisi ini, yang mungkin terkait dengan alergi makanan, disebabkan oleh kelebihan populasi sel yang disebut eosinofil di esofagus.
10. Scleroderma
Perkembangan jaringan seperti parut, yang menyebabkan jaringan menjadi kaku dan mengeras, dapat melemahkan sfingter esofagus bagian bawah, memungkinkan asam untuk kembali ke kerongkongan dan sering menyebabkan heartburn.
Baca juga: 11 Cara Mengatasi Heartburn Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
11. Terapi radiasi
Perawatan kanker ini dapat menyebabkan peradangan dan jaringan parut pada kerongkongan.
12. Kelainan saraf
Gangguan tertentu, seperti multiple sclerosis, distrofi otot, dan penyakit Parkinson terbukti dapat menyebabkan disfagia.
13. Kerusakan neurologis
Kerusakan neurologis mendadak, seperti stroke atau cedera otak atau sumsum tulang belakang, dapat pula memengaruhi kemampuan Anda untuk menelan.
14. Divertikulum faringesofagus (Zenker's diverticulum)
Zenker's diverticulum adalah kondisi langka di mana kantong terbentuk di persimpangan faring dan esofagus.
Kantung kecil yang terbentuk dan mengumpulkan partikel makanan di tenggorokan ini dapat menyebabkan kesulitan menelan, bau mulut, dan tenggorokan berdehem atau batuk berulang kali.
Baca juga: 12 Cara Mencegah Kanker Secara Alami
15. Kanker
Kanker tertentu dan beberapa pengobatan kanker, seperti radiasi, dapat menyebabkan kesulitan menelan.
Penyebab susah menelan nomor 1-11 di atas dapat dimasukkan ke dalam kategori disfagia esofagus.
Disfagia esofagus mengacu pada sensasi makanan yang menempel atau digantung di dasar tenggorokan atau di dada setelah Anda mulai menelan.
Sedangkan penyebab susah menelan nomo 12-15 termasuk kategori disfagia orofaringeal, yakni kondisi yang dapat melemahkan otot tenggorokan, sehingga sulit untuk memindahkan makanan dari mulut ke tenggorokan dan kerongkongan saat Anda mulai menelan.
Ketika mengalami kondisi tersebut, Anda mungkin tersedak, tercekik, atau batuk saat mencoba menelan makanan atau cairan mengalalir ke tenggorokan (trakea) atau atas hitung. Kondisi ini dapat menyebabkan pneumonia.
Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Ketika Batuk?
Berikut ini adalah faktor risiko terjadinya disfagia:
1. Penuaan
Karena penuaan alami dan keausan normal pada kerongkongan serta risiko yang lebih besar dari kondisi tertentu, seperti stroke atau penyakit Parkinson, kelompok lansia berisiko lebih tinggi mengalami kesulitan menelan.
Namun, disfagia tidak dianggap sebagai tanda penuaan yang normal.
2. Kondisi kesehatan tertentu
Orang dengan gangguan neurologis atau sistem saraf tertentu lebih mungkin mengalami kesulitan menelan.
Baca juga: 5 Buah yang Bagus untuk Kesehatan Otak
Melansir Health Line, jika Anda merasa mengalami disfagia, ada gejala tertentu yang mungkin muncul bersamaan dengan kesulitan menelan.
Mereka termasuk:
Sensasi ini dapat menyebabkan seseorang menghindari makan, melewatkan makan, atau kehilangan nafsu makan.
Anak-anak yang mengalami kesulitan menelan saat makan dapat:
Ketika mengalami beragam kondisi tersebut, Anda atau anak Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Baca juga: 5 Penyebab Sesak Napas Setelah Makan yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.