Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amankah Vaksin Covid-19 untuk Pasien Kanker?

Kompas.com - 25/02/2021, 12:07 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Memiliki penyakit kronis seperti kanker membuat kita berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius akibat paparan virus corona.

Oleh karena itu, vaksin Covid-19 nampaknya sangat dibutuhkan untuk orang-orang yang memiliki penyakit tersebut.

Bahkan, beberapa ahli pun menganjurkan pasien kanker yang berusia dewasa melakukan vaksinasiCovid-19.

Ahli onkologi Halle Moore juga menyarankan pasien kanker menjadi salah satu kelompok prioritasyang menerima vaksin.

"Namun, pasien kanker harus berkonsultasi terlebih dahulu sebelum melakukan vaksinasi Covid-19," tambahnya.

Terdapat faktor-faktor tertentu yang harus dipertimbangkan oleh penderita kanker sebelum mendapatkan vaksin Covid-19, salahsatunya perawatan yang sedang dijalani.

Baca juga: Bahaya Diet Keto untuk Pasien Diabetes

Pengaturan waktu vaksin dan pengobatan kanker

Jika akan melalukan vaksinasi, pasien kanker perlu menunda beberapa perawatan kanker yang tidak mendesak hingga vaksinasi selesai.

Namun, hal itu tergantung pada jenis pengobatan kanker yang mungkin pernah atau sedang diterima pasien, serta berbagai pertimbangan khusus lainnya.

Moore juga mengatakan jenis perawatan yang dilakukan pasien kanker juga menentukan waktu terbaik untuk melakukan vaksinasi.

Berikut aturan dalam pemberian vaksin Covid untuk pasien kanker berdasarkan jenis perawatan:

1. Kemoterapi

Untuk pasien kanker yang menerima kemoterapi, Moore mengatakan tetap bisa menerima vaksinasi tanpa meninggalkan sesi kemo.

"Tetapi karena vaksin dapat menyebabkan demam dalam 24 hingga 48 jam pertama, lebih baik menerima vaksin pada saat jumlah darah putih diperkirakan tidak akan rendah," ucap Moore.

Demam yang terjadisaat jumlah darah rendah bisa memerlukan penanganan medis serius.

Dalam beberapa kasus, penundaan vaksinasi bisa menjadi jalan terbaik sampai perawatan kemoterapi yang intensif selesi dilakukan. Misalnya, terapi induksi untuk leukimia akut.

Baca juga: Berbagai Cara Meredam Keinginan Makan Junk Food

2. Imunoterapi

Untuk sebagian besar pasien kanker yang menerima imunoterapi, tidak masalah melakukan vaksinasi disertai perawatan tersebut.

3. Obat steroid

Kortikosteroid dapat mengurangi respons terhadap vaksinasi COVID-19.

Jika pasien kanker memerlukan kortikosteroid sebagai bagian dari pengobatannya, sebaiknya konsultasikan dengan dokter waktu vaksinasi yang tepat.

4. Perawatan hormonal

Perawatan endokrin atau hormonal untuk kanker termasuk tamoxifen, penghambat aromatase, analog LHRH dan anti-androgen diharapkan tidak mengubah keamanan atau efektivitas vaksin.

5. Perawatan IVIG

Untuk sebagian besar pasien kanker yang menerima IVIG, tidak masalah untuk melanjutkan vaksinasi tanpa menghentikan terapi IVIG.

6. Terapi radiasi

Sebagian besar pasien kanker yang menerima terapi radiasi juga bisa melakukan vaksinasi tanpaperlu menghentikan terapi.

7. Operasi

Pasien kanker yang melakukan operasi sebaiknya hindari vaksinasi dengan waktu yang terlalu dekat dengan jadwal operasi.

Pasalnya, vaksin bisa memicu demam dalam 24 hingga 48 ham pertama.

Hal ini juga bisa mengakibatkan pembatalan operasi.

Bagi mereka yang menjalani splenektomi, Anda harus menerima dosis vaksin pertama setidaknya dua minggu atau lebih sebelum operasi jika memungkinkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Health
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Health
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Health
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
Health
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Health
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
Health
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Health
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Health
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
Health
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
Health
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Health
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau