Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/03/2021, 08:10 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com- Ketika mengalami infeksi bakteri, dokter biasanya meresepkan penisilin.

Sayangnya, penisilin bisa saja menyebabkan reaksi alergi. Alergi penisilin bisa memicu gejala seperti gatal-gatal dan ruam.

Dalam kasus yang parah, alergi penisilin bisa memicu anafilaksis yang mengancam jiwa.

Baca juga: 4 Alasan Membawa Ponsel ke Kamar Mandi Bisa Membahayakan Kesehatan

Seperti apa alergi penisilin?

Seperti yang disebutkan sebelumnya, penisilin adalah antibiotik yang biasanya diresepkan untuk membantu melawan berbagai infeksi yang disebabkan oleh bakteri.

Mulai dari sakit telinga, infeksi sinus, pneumonia hingga meningitis, biasanya diobati dengan penisilin.

Namun, sekitar 10 persen orang di dunia ini mengalami alergi oenisilin.

Selain itu, sekitar 80 persen dari mereka yang pernah alergi obat kehilangan kepekaan terhadap penisilin setelah 10 tahun.

Ketika mengalami alergi penisilin, dokter biasanya menggunakan antibiotik alternatif.

Akan tetapi, antibiotik alternatif harganya seringkali lebih mahal dan bisa memicu efek samping lebih besar.

Tanda alergi penisilin

Menurut Mayo Clinic, tanda dan gejala alergi penisilin seringkali muncul dalam waktu satu jam setelah mengonsumsi obat.

Namun, reaksi juga bisa terjadi setelah berjam-jam, berhari-hari atau berminggu-minggu kemudian.

Tanda yang menunjukan adanya reaksi alergi antara lain:

  • Ruam kulit
  • Gatal
  • Demam
  • Pembengkakan
  • Sesak napas
  • Pilek
  • Mata gatal dan berair
  • Anafilaksis.

Baca juga: Tidak Enak Badan Usai Dapat Vaksin Covid-19, Coba Konsumsi Makanan Ini

Penyebab

Alergi penisilin terjadi ketika sistem kekebalan menjadi hipersensitif terhadap obat.

Dengan kata lain, sistem kekebalan tubuh keliru mengidentifikasikan obat tersebut sebagai zat berbahaya.

Sistem kekebalan tubuh seolah-olah menganggap obat tersebut adalah infeksi virus atau bakteri.

Ketika sistem kekebalan salah mengidentifikasi penisilin sebagai zat berbahaya, tubuh akan mengembangkan antibodi terhadap obat tersebut.

Antibodi tersebut akan membuat sistem kekebalan langsung menyerang zat tersebut dan melepaskan bahan kimia yang
memicu gejala alergi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com