KOMPAS.com - Saat mengalami putus cinta atau terpaksa berpisah dari sesuatu yang dicintai, sejumlah orang akan mengalami fase patah hati.
Patah hati pada sebagian orang tidak boleh disepelekan. Efek patah hati bisa menyebabkan tekanan emosional.
Dalam kondisi yang cukup parah, patah hati bisa berdampak negatif pada kesehatan mental sampai fisik.
Baca juga: Sering Stres dan Gampang Emosi, Waspadai Sindrom Patah Hati
Berikut beberapa tanda patah hati mulai mengusik kesehatan mental dan fisik yang perlu diwaspadai:
Tekanan emosional patah hati bisa menyebabkan masalah kesehatan fisik. Dilansir dari Healthline, penelitian membuktikan orang yang patah hati mengalami rasa tidak nyaman serupa dengan orang sakit fisik.
Pasalnya, rasa sakit emosional dan fisik diproses bagian otak yang sama. Hal itu disebabkan aktifnya sistem saraf simpatis dan parasimpatis berbarengan.
Sistem parasimpatis adalah bagian saraf yang menangani fungsi relaksasi seperti memperlambat detak jantung dan pernapasan.
Baca juga: Apa itu Borderline Personality Disorder?
Sebaliknya, sistem saraf simpatik membuat tubuh berada dalam mode waspada. Tubuh meresponsnya dengan detak jantung lebih cepat dan otot tubuh yang siap beraksi.
Tak pelak, saat sedang patah hati orang bisa mengalami rasa tidak nyaman seperti sesak napas, sakit dada, dan tidak enak badan.
Di beberapa kasus yang parah, patah hati juga bisa menyebabkan perubahan nafsu makan (makan berlebihan atau tidak nafsu makan), perubahan berat badan drastis, sakit kepala, sampai sakit perut akut.
Badan tidak nyaman selama beberapa saat sehabis patah hati umumnya normal. Tapi, waspadai jika sakit terus-menerus dan tak kunjung sembuh.
Baca juga: Kenali Apa itu Toxic Relationship, Tanda Hubungan Sudah Tak Sehat
Terlebih jika pemikiran negatif patah hati tersebut sampai terus menyalahkan diri sendiri, hidup terasa tidak berharga, atau merasa tidak layak dicintai.
Jika kalian merasakan pikiran negatif setelah patah hati sulit hilang dari benak, coba mulai cari dukungan dari tenaga kesehatan mental profesional.
Setelah putus cinta atau sedang patah hati, sebagian orang cenderung mengisolasi diri untuk menenangkan pikiran.