Tapi, waspadai jika keinginan menarik diri dari teman atau lingkaran sosial terdekat ini berlarut-larut.
Kendati teman, keluarga, atau lingkaran sosial terdekat dan terpercaya tidak bisa memberikan solusi konkret; sadari bahwa kehadiran mereka bisa memberikan dukungan.
Baca juga: Apa itu Cemburu?
Salah satu yang cukup berat dilakukan setelah patah hati adalah segera kembali beraktivitas seperti mengantor atau sekolah.
Normal apabila kalian merasakan mati rasa atau berat sekali berkonsentrasi ketika beraktivitas sesaat setelah patah hati.
Namun, waspadai apabila kondisi ini terjadi berlarut-larut. Untuk mengembalikan semangat setelah patah hati, coba ambil rehat atau jeda selama beberapa hari untuk merawat atau membuat nyaman diri sendiri.
Tanda patah hati mulai mengusik kesehatan lainnya yakni ketika orang jadi berlarut-larut malas merawat dan peduli pada diri sendiri.
Waspadai jika setelah patah hati seseorang jadi emoh sekadar mandi, menyisir rambut, atau keluar rumah sampai lebih dari dua minggu.
Kehilangan minat pada banyak hal sampai lebih dari dua minggu setelah patah hati dapat menjadi alarm seseorang butuh bantuan profesional kesehatan mental.
Baca juga: Apa itu Self Love?
Putus cinta lalu segera tergerak kembali melanjutkan hidup (move on) memang tidak semudah membalik telapak tangan.
Tapi, waspadai jika seseorang jadi terobsesi dengan masa lalunya setelah patah hati.
Misalkan dengan terus-menerus menguntit (stalking) media sosial mantan atau masa lalunya, ingin balas dendam, atau sampai berniat menghancurkan kehidupan masa lalunya.
Setelah patah hati, mengawali hubungan baru memang bukan sesuatu yang mudah bagi sebagian orang.
Wajar jika setelah patah hati seseorang ingin lebih dulu menyendiri atau melajang untuk menata hidup.
Tapi, setelah melewati fase berduka, hindari menutup diri secara ekstrem sampai selalu emoh setiap diajak membina hubungan baru.
Baca juga: Apa Itu Me Time dan Arti Pentingnya bagi Kesehatan Mental?