Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Tanda Patah Hati Mengusik Kesehatan Mental dan Fisik

Kompas.com - 22/03/2021, 20:02 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Saat mengalami putus cinta atau terpaksa berpisah dari sesuatu yang dicintai, sejumlah orang akan mengalami fase patah hati.

Patah hati pada sebagian orang tidak boleh disepelekan. Efek patah hati bisa menyebabkan tekanan emosional.

Dalam kondisi yang cukup parah, patah hati bisa berdampak negatif pada kesehatan mental sampai fisik.

Baca juga: Sering Stres dan Gampang Emosi, Waspadai Sindrom Patah Hati

Berikut beberapa tanda patah hati mulai mengusik kesehatan mental dan fisik yang perlu diwaspadai:

1. Tidak enak badan terus-menerus

Tekanan emosional patah hati bisa menyebabkan masalah kesehatan fisik. Dilansir dari Healthline, penelitian membuktikan orang yang patah hati mengalami rasa tidak nyaman serupa dengan orang sakit fisik.

Pasalnya, rasa sakit emosional dan fisik diproses bagian otak yang sama. Hal itu disebabkan aktifnya sistem saraf simpatis dan parasimpatis berbarengan.

Sistem parasimpatis adalah bagian saraf yang menangani fungsi relaksasi seperti memperlambat detak jantung dan pernapasan.

Baca juga: Apa itu Borderline Personality Disorder?

Sebaliknya, sistem saraf simpatik membuat tubuh berada dalam mode waspada. Tubuh meresponsnya dengan detak jantung lebih cepat dan otot tubuh yang siap beraksi.

Tak pelak, saat sedang patah hati orang bisa mengalami rasa tidak nyaman seperti sesak napas, sakit dada, dan tidak enak badan.

Di beberapa kasus yang parah, patah hati juga bisa menyebabkan perubahan nafsu makan (makan berlebihan atau tidak nafsu makan), perubahan berat badan drastis, sakit kepala, sampai sakit perut akut.

Badan tidak nyaman selama beberapa saat sehabis patah hati umumnya normal. Tapi, waspadai jika sakit terus-menerus dan tak kunjung sembuh.

Baca juga: Kenali Apa itu Toxic Relationship, Tanda Hubungan Sudah Tak Sehat

2. Pikiran sulit teralihkan dari patah hati

IlustrasiThinkstock/kieferpix Ilustrasi
Melansir Bustle, tanda patah hati mengusik kesehatan mental dapat dikenali dari pikiran yang tidak bisa jauh-jauh dari patah hati.

Terlebih jika pemikiran negatif patah hati tersebut sampai terus menyalahkan diri sendiri, hidup terasa tidak berharga, atau merasa tidak layak dicintai.

Jika kalian merasakan pikiran negatif setelah patah hati sulit hilang dari benak, coba mulai cari dukungan dari tenaga kesehatan mental profesional.

3. Menarik diri dari teman atau lingkaran sosial terdekat

Setelah putus cinta atau sedang patah hati, sebagian orang cenderung mengisolasi diri untuk menenangkan pikiran.

Tapi, waspadai jika keinginan menarik diri dari teman atau lingkaran sosial terdekat ini berlarut-larut.

Kendati teman, keluarga, atau lingkaran sosial terdekat dan terpercaya tidak bisa memberikan solusi konkret; sadari bahwa kehadiran mereka bisa memberikan dukungan.

Baca juga: Apa itu Cemburu?

4. Mati rasa saat beraktivitas

Salah satu yang cukup berat dilakukan setelah patah hati adalah segera kembali beraktivitas seperti mengantor atau sekolah.

Normal apabila kalian merasakan mati rasa atau berat sekali berkonsentrasi ketika beraktivitas sesaat setelah patah hati.

Namun, waspadai apabila kondisi ini terjadi berlarut-larut. Untuk mengembalikan semangat setelah patah hati, coba ambil rehat atau jeda selama beberapa hari untuk merawat atau membuat nyaman diri sendiri.

5. Enggan peduli diri sendiri

.Getty Images/iStockphoto .
Tanda patah hati mulai mengusik kesehatan lainnya yakni ketika orang jadi berlarut-larut malas merawat dan peduli pada diri sendiri.

Waspadai jika setelah patah hati seseorang jadi emoh sekadar mandi, menyisir rambut, atau keluar rumah sampai lebih dari dua minggu.

Kehilangan minat pada banyak hal sampai lebih dari dua minggu setelah patah hati dapat menjadi alarm seseorang butuh bantuan profesional kesehatan mental.

Baca juga: Apa itu Self Love?

6. Terobsesi dengan masa lalu

Putus cinta lalu segera tergerak kembali melanjutkan hidup (move on) memang tidak semudah membalik telapak tangan.

Tapi, waspadai jika seseorang jadi terobsesi dengan masa lalunya setelah patah hati.

Misalkan dengan terus-menerus menguntit (stalking) media sosial mantan atau masa lalunya, ingin balas dendam, atau sampai berniat menghancurkan kehidupan masa lalunya.

7. Emoh memulai hubungan baru lagi

Setelah patah hati, mengawali hubungan baru memang bukan sesuatu yang mudah bagi sebagian orang.

Wajar jika setelah patah hati seseorang ingin lebih dulu menyendiri atau melajang untuk menata hidup.

Tapi, setelah melewati fase berduka, hindari menutup diri secara ekstrem sampai selalu emoh setiap diajak membina hubungan baru.

Baca juga: Apa Itu Me Time dan Arti Pentingnya bagi Kesehatan Mental?

8. Mencari pelarian tidak sehat

IlustrasiThinkstock/KatarzynaBialasiewicz Ilustrasi
Patah hati tergolong tidak sehat apabila seseorang terus-menerus mencari pelarian negatif setelah mengalami tekanan emosional.

Misalkan dengan makan berlebihan, tidur terus-terusan, minum minuman beralkohol, mengonsumsi narkoba, merokok berlebihan, atau main games nonsetop.

Hal itu bisa jadi ciri-ciri seseorang sedang menyangkal patah hati dengan kegiatan lain untuk menutupi sakit emosionalnya.

9. Susah bahagia lagi

Patah hati juga bisa jadi bencana bagi kesehatan mental apabila seseorang jadi susah bahagia.

Awalnya, orang yang baru patah hati biasanya sedih, terpukul, merasa tidak dihargai, atau sulit melihat segala sesuatu dalam sudut pandang positif.

Hal itu wajar karena tekanan emosional dapat membuat seseorang bisa menghancurkan perasaan seseorang.

Tapi, waspadai jika perasaan negatif dan susah bahagia itu tersebut terus berlarut-larut.

Baca juga: Bersedih Secukupnya setelah Putus Cinta Baik untuk Kesehatan Mental

10. Susah tidur berkepanjangan

Susah tidur selama beberapa hari setelah patah hati umumnya wajar. Terlebih jika seseorang yang patah hati sempat berbagi ranjang dengan sumber tekanan emosionalnya.

Tapi, waspadai jika patah hati membuat seseorang susah tidur berkepanjangan.

Ketika sudah terjadi insomnia berkepanjangan, segera cari pertolongan medis. Pasalnya, susah tidur dapat merusak kesehatan secara keseluruhan.

Untuk meminimalkan efek negatif patah hati pada kesehatan, coba tetap peduli pada diri sendiri kendati kepala dipenuhi pikiran negatif.

Caranya dengan menjaga pola makan sehat, tetap terhubung dengan orang terdekat dan terpercaya, serta hindari kontak dengan mantan atau biang patah hati.

Jika ada tanda patah hati mengusik kesehatan mental dan fisik, konsultasikan ke dokter.

Terlebih jika masalah ini sampai berlangsung lebih dari empat minggu dan tekanan emosional tak kunjung mereda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau