KOMPAS.com - Hipertensi atau darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada di atas kisaran normal 130/80 mmHg.
Seseorang dikatakan memiliki penyakit darah tinggi apabila hasil cek tensinya tiga kali berturut di atas ambang batas normal dalam rentang waktu tiga bulan.
Bagi kebanyakan orang, penyebab darah tinggi tidak tunggal atau berasal dari beberapa faktor risiko yang bisa dikendalikan. Berikut beberapa di antaranya:
Baca juga: 9 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Darah Tinggi
Dilansir dari Heart Foundation, merokok atau menghisap vape yang mengandung nikotin adalah salah satu faktor yang memengaruhi tekanan darah.
Nikotin yang terisap ke dalam tubuh dapat membuat tekanan darah melonjak.
Apabila tidak dikendalikan, kondisi ini lambat laun bisa merusak pembuluh darah arteri. Dampaknya, seseorang lebih berisiko terkena serangan jantung atau stroke.
Apabila penderita darah tinggi saat ini masih merokok atau menghisap vape yang mengandung nikotin, segara berhenti.
Ikuti program setop kecanduan nikotin yang disediakan pemerintah secara gratis di sejumlah layanan kesehatan.
Baca juga: 2 Posisi Tidur saat Darah Tinggi Kambuh
Konsumsi makanan yang tinggi garam atau makanan instan juga bisa jadi penyebab darah tinggi.
Makanan olahan, instan, dan siap saji umumnya tinggi garam. Konsumsi garam berlebihan membuat tubuh menyimpan air lebih banyak.
Dengan begitu kinerja jantung jadi lebih berat, dan imbasnya tekanan darah mudah naik.
Setiap orang disarankan membatasi asupan garam kurang dari satu sendok teh setiap hari, setara dengan 1.500 miligram natrium atau sodium.
Untuk menurunkan darah tinggi, kurangi asupan garam secara bertahap. Setop keinginan menambahkan garam tabur di meja.
Selain itu, perhatikan kandungan natrium, sodium, dan garam dalam label kemasan makanan.
Usakan selalu memilih makanan yang punya kandungan natrium, garam, dan sodium paling sedikit.
Baca juga: Rekomendasi Garam untuk Penderita Darah Tinggi
Minum alkohol apabila dilakukan sesekali dan tidak lebih dari satu gelas umumnya tidak memengaruhi tekanan darah.
Tapi, kebiasaan minum alkohol berlebihan dalam jangka panjang bisa menyebabkan penyakit darah tinggi.
Jika saat ini sudah ada diagnosis darah tinggi dan penyakit jantung, sebaiknya setop atau minimalkan konsumsi minuman beralkohol.
Baca juga: 7 Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Tanpa Obat
Dilansir dari EMedicine, orang yang kegemukan bisa meningkatkan risiko penyakit darah tinggi antara dua sampai enam kali lipat ketimbang orang dengan berat badan ideal.
Tak hanya berat badan yang perlu diperhatikan. Orang yang memiliki banyak lemak di perut, pinggul, dan paha juga punya risiko yang sama.
Untuk itu, kontrol berat badan sampai lingkar pinggang agar ukurannya tetap ideal.
Baca juga: 5 Sayur untuk Menurunkan Darah Tinggi
Kebiasaan sering duduk, rebahan, dan tidak aktif bergerak dalam jangka panjang bisa menyebabkan darah tinggi.
Terlebih jika kebiasaan malas bergerak ini diimbangi dengan kebiasaan tidak pernah berolahraga. Risikonya bisa berlipat-lipat.
Untuk menurunkan darah tinggi, penderita perlu mengubah gaya hidupnya menjadi lebih aktif dan rajin olahraga.
Luangkan waktu untuk mengerjakan olahraga ringan seperti jalan kaki, bersepeda, berenang, lari, yoga, dll. selama 30 menit.
Jika tidak sempat, lakukan olahraga selama 75 menit sebanyak dua kali seminggu.
Selain itu, bangun kebiasaan gaya hidup aktif dengan memilih menggunakan tangga ketimbang lift, parkir kendaraan lebih jauh, sering berkebun, atau membersihkan rumah tanpa bantuan asisten rumah tangga.
Baca juga: 8 Buah untuk Menurunkan Darah Tinggi
Hormon yang dilepaskan tubuh saat sedang stres bisa meningkatkan tekanan darah.
Sumber stres bisa berasal dari pekerjaan, sekolah, masalah percintaan, hubungan dengan orang terdekat, sampai masalah finansial.
Kita terkadang tidak bisa menghindari sumber stres. Namun, tekanan emosional ini bisa dikendalikan.
Caranya dengan rutin olahraga, luangkan waktu untuk mengerjakan sesuatu yang disukai dan membuat pikiran rileks, tidur pulas selama tujuh sampai delapan jam sehari, serta berlatih meditasi.
Coba kontrol beragam penyebab darah tinggi yang bisa dikendalikan di atas sembari memonitor tensi.
Apabila tekanan darah masih ajek melonjak, segera konsultasikan ke dokter. Kemungkinan ada obat untuk menurunkan darah tinggi yang perlu diganti atau modifikasi gaya hidup lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.