KOMPAS.com – Refluks asam lambung atau lebih dikenal sebagai penyakit asam lambung adalah kondisi ketika asam lambung naik dari lambung ke pipa makanan yang dikenal sebagai esofagus atau kerongkongan.
Melansir WebMD, saluran pencernaan tubuh kita memiliki pintu masuk ke perut berupa katup. Katup ini berupa cincin otot yang disebut sfingter esofagus bagian bawah.
Pada kondisi normal, sfingter esofagus bagian bawah dapat kembali tertutup rapat setelah dilewati makanan.
Baca juga: Kenapa Asam Lambung Perlu Diwaspadai?
Tapi, begitu ada masalah, kinerja katup bisa terganggu sehingga klep ini tidak tertutup sempurna atau terkadang terbuka.
Ketika katup di saluran pencernaan tidak tertutup sempurna, asam yang diproduksi di lambung atau perut dapat naik ke kerongkongan.
Gastroesophageal reflux (GEF) adalah nama lain dari kejadian refluks asam lambung.
Ketika GEF ini sering terjadi, setidaknya dua kali seminggu, kemungkinan seseorang sudah mengidap gastroesophageal reflux disease (GERD).
Tanpa pengobatan, GERD dapat menimbulkan efek yang serius.
Salah satu komplikasi GERD yang mungkin terjadi adalah esofagus Barrett, di mana jaringan yang mirip dengan lapisan usus menggantikan jaringan yang melapisi esofagus.
Sekitar 0,5 persen orang dengan esofagus Barrett dilaporkan mengembangkan kanker esofagus per tahun.
Sebelum berkembang menjadi semakin parah, orang-orang sangat dianjurkan untuk dapat mengenal beragam gejala GERD guna mendukung upaya diagnosis dini atau pengobatan.
Penurunan berat badan adalah salah satu kondisi yang mungkin terjadi akibat penyakit GERD.
Baca juga: 6 Komplikasi Asam Lambung yang Perlu Diwaspadai
Merangkum Medical News Today, seseorang dengan penyakit GERD sangat mungkin akan mengalami mual dan kesulitan atau nyeri saat menelan.
Seiring waktu, kondisi ini pun dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan dan muntah terus-menerus, yang mengindikasikan komplikasi GERD.
Meskipun seseorang dengan kondisi ini mungkin tidak sedang berusaha menurunkan berat badan, mereka mungkin pada akhirnya mengonsumsi lebih sedikit makanan karena gejala yang memengaruhi pola makan dan pencernaan mereka.
Inilah sebabnya mengapa penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan merupakan kemungkinan komplikasi dari kondisi tersebut.
Baca juga: 15 Cara Mengatasi Asam Lambung Naik Secara Alami
Antara 10–15 persen orang yang menderita GERD dilaporkan akan mengembangkan esofagus Barrett.
Meskipun esofagus Barrett tidak memicu gejala, jika orang-orang dengan kondisi tersebut menderita GERD, mereka mungkin akan mengalami gejala GERD, termasuk yang berkontribusi pada penurunan berat badan.
Untuk penderita GERD yang mengalami kekurangan makan, disarankan untuk lebih banyak makan yang menjadi sumber lemak sehat, seperti zaitun, alpukat, kacang-kacangan, dan ikan berlemak.
Penderita GERD juga direkomendasikan untuk:
Baca juga: 11 Makanan yang Mengandung Lemak Tinggi tapi Justru Menyehatkan
Seseorang yang mengalami penurunan berat badan yang tidak disengaja akibat komplikasi GERD pada dasanya harus melakukan apa pun yang mereka bisa untuk memperbaiki kondisinya.
Ini melibatkan membuat gaya hidup dan penyesuaian pola makan yang mungkin direkomendasikan dokter.
Menghindari pemicu makanan umum, termasuk makanan asam, pedas, dan berlemak tinggi, serta alkohol dan kafein juga dapat membantu.
Penderita GERD juga disarankan untuk:
Jika perubahan gaya hidup tidak mengurangi gejala, orang dapat berbicara dengan dokter mereka tentang perawatan medis.
Baca juga: 8 Minuman yang Baik untuk Penderita Asam Lambung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.