KOMPAS.com – Infeksi jamur pada organ intim sering dianggap hanya sebagai masalah bagi kaum wanita.
Padahal sebenarnya infeksi jamur dapat menyerang siapa saja, termasuk pria.
Sama seperti pada wanira, infeksi jamur penis pada pria adalah kondisi yang tak boleh dibiarkan begitu saja.
Baca juga: Penyebab Penis Ereksi Saat Bangun Tidur pada Pagi Hari
Jika tidak diobati, infeksi jamur penis dapat menyebabkan berbagai gejala yang menyakitkan, tidak nyaman, dan berpotensi memalukan.
Infeksi ini juga dapat menyebabkan komplikasi serius jika infeksi sampai menyebar ke aliran darah.
Gejala awal infeksi jamur penis sering kali berupa ruam merah yang disertai dengan bintil-bintil kecil atau bercak berwarna putih pada penis.
Selain itu, kulit penis mungkin tampak lembab dan ditemukan cairan kental putih di bawah kulup atau lipatan kulit lainnya.
Penderita infeksi jamur penis mungkin juga mengalami gatal-gatal dan rasa terbakar pada penis.
Perlu diperhatikan, bahwa ruam merah, gatal, dan nyeri pada penis pada kenyatannya bisa juga menjadi tanda dari kondisi medis lain yang lebih serius, termasuk beberapa penyakit menular seksual (PMS).
Baca juga: 12 Penyakit Menular Seksual yang Harus Diwaspadai
Jadi jangan pernah abaikan gejala begitu muncul.
Seorang ahli urologi atau dokter umum dapat dimintai bantuan untuk mendiagnosis kondisi tersebut.
Infeksi jamur disebabkan oleh jamur yang disebut kandida (Candida albicans).
Kandida dalam jumlah kecil biasanya terdapat di tubuh. Ini adalah keadaan normal.
Namun, jika jamur kandida sampai tumbuh berlebih, kondisi itu bisa mengembangkan infeksi jamur.
Lingkungan yang lembab sangat ideal untuk penyebaran kandida.
Salah satu penyebab paling umum dari infeksi jamur penis adalah hubungan seksual tanpa pelindung dengan wanita yang mengalami infeksi jamur vagina.
Seorang pria juga bisa mengembangkannya tanpa aktivitas seksual.
Misalnya, kebersihan yang buruk dapat membuat seorang pria rentan terhadap infeksi jamur.
Baca juga: Penis Jarang Ereksi Saat Bangun Tidur pada Pagi Hari, Normalkah?
Selain berhubungan seks dengan pasangan yang mengalami infeksi jamur, beberapa faktor risiko lain dapat meningkatkan kemungkinan seorang pria terkena infeksi jamur penis.
Tidak disunat merupakan faktor risiko utama, karena area di bawah kulup dapat menjadi tempat ideal untuk berkembang biak kandida.
Jika seorang pria tidak mandi secara teratur atau membersihkan alat kelamin dengan benar, mereka juga berisiko terkena infeksi jamur penis.
Faktor risiko infeksi jamur penis lainnya termasuk:
Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?
Untuk diagnosis infeksi jamur penis, dokter perlu memeriksa alat kelamin pasien dan meninjau gejala yang dialami pasien.
Beberapa cairan putih yang terbentuk di penis dapat diperiksa di bawah mikroskop atau dibiakkan untuk memastikan jenis jamur yang menyebabkan gejala pada pasien.
Jika pasien tidak dapat menemui dokter atau ahli urologi, pertimbangkan untuk mengunjungi layanan gawat darurat tatkala mendapti sejumlah gejala infeksi jamur penis.
Semakin dini masalah dapat didiagnosis dan pengobatan dimulai, semakin besar kemungkinan pasien dapat menghindari komplikasi.
Tapi, tidak juga pasien mendiagnosis dan memulai pengobatan sendiri. Jika ada gejala infeksi jamur, yang terbaik adalah temui dokter.
Baca juga: 12 Penyebab Penis Sakit dan Cara Mengobatinya
Dalam kebanyakan kasus, salep dan krim antijamur topikal sudah cukup untuk menghilangkan infeksi.
Banyak krim antijamur yang direkomendasikan untuk infeksi jamur.
Ini mungkin termasuk:
Sebagian besar obat ini tersedia sebagai obat yang dijual bebas, artinya pasien tidak memerlukan resep dokter untuk bisa mendapatkannya.
Sementara, infeksi jamur yang lebih serius atau jangka panjang mungkin memerlukan obat resep.
Fluconazole oral dan krim hidrokortison mungkin disarankan untuk infeksi serius, seperti infeksi yang telah berkembang menjadi kondisi yang berpotensi serius yang disebut balanitis.
Terkadang infeksi jamur kembali muncul setelah sembuh.
Jika ini terjadi, dokter kemungkinan akan merekomendasikan perawatan mingguan selama beberapa bulan setelah beberapa minggu perawatan harian.
Baca juga: Mengenal Penyebab dan Cara Mudah Mengatasi Penis Gatal
Kebanyakan krim antijamur dapat ditoleransi dengan baik. Di mana, pasien mungkin tidak akan mengalami efek samping serius.
Namun, pasien wajib memeriksa label obat dan menanyakan kepada dokter atau apoteker tentang apa yang harus diwaspadai jika mengalami reaksi yang buruk.
Apabila infeksi jamur pada pasien tidak merespons salep antijamur dengan baik dan pasien belum disunat, dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk disunat terlebih dahulu.
Meskipun prosedur sunat ini biasanya dilakukan pada bayi, namun dapat pula dilakukan dengan aman pada pria dari segala usia.
Bersamaan dengan penggunaan krim obat, pasien juga harus menjaga kebersihan untuk membantu membersihkan infeksi yang masih ada.
Jika pasien juga menderita diabetes, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memastikan kadar gula darahnya terkontrol dengan baik.
Sementara, jika pasien memiliki sistem kekebalan yang tertekan, dokter dapat merekomendasikan cara-cara untuk membantu menjaga sistem kekebalan pasien sesehat mungkin.
Baca juga: Beredar 7 Cara Membesarkan Penis, Bagaimana Efek Sampingnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.