KOMPAS.com – Hidung meler setelah makan biasanya dikaitkan dengan makan makanan pedas.
Tetapi sebenarnya, ada kondisi lain yang bisa juga menjadi penyebab hidung meler setelah makan.
Beberapa di antaranya tidak ada hubungannya dengan jenis makanan yang dimakan, melainkan merupakan gejala dari kondisi lain.
Baca juga: 9 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
Istilah medis untuk hidung meler atau keluar ingus dari hidung adalah rinore.
Berikut ini adalah beberapa kondisi penyebab hidung meler setelah makan yang bisa terjadi, bukan hanya karena makanan pedas:
Ketika hidung seseorang meler setelah makan tanpa gejala lain dari reaksi alergi yang terjadi, kondisi ini dapat disebut sebagai gustatory rhinitis.
Gustatory rhinitis menyerang banyak orang setelah mereka makan makanan panas atau pedas.
Ketika seseorang makan makanan ini, saraf yang disebut saraf sensorik trigeminal terstimulasi, sehingga menyebabkan hidung meler.
Seseorang dapat mencegah gustatory rhinitis dengan menghindari makanan pemicu.
Jika mengalami hidung meler setelah makan makanan apa pun, seseorang dapat minum obat tertentu untuk mengatasi gejalanya.
Salah satu obat yang bisa dikonsumsi untuk mengatasi hidung meler ini adalah atropin intranasal topikal.
Baca juga: 6 Manfaat Makanan Pedas, Redakan Pilek hingga Cegah Penyakit Jantung
Hidung seseorang mungkin saja bisa meler setelah makan akibat reaksi alergi. Kondisi ini dapat disebut sebagai rhinitis alergi atau allergic rhinitis.
Seseorang bisa mengalaminya secara musiman atau sepanjang tahun.
Biasanya, kondisi lingkungan dapat memicu gejala, seperti tungau debu, serbuk sari, atau bulu hewan peliharaan.
Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi semacam ini terhadap jenis makanan tertentu.
Rhinitis alergi sering kali tak hanya menyebabkan hidung meler setelah makan, tapi ada juga beberapa keluhan lainnya yang bisa terjadi.
Ini mungkin termasuk:
Baca juga: 15 Penyebab Mata Kering dan Cara Mengatasinya
3. Alergi makanan
Meskipun biasanya tidak menyebabkan hidung meler, alergi makanan dapat menyebabkan hidung tersumbat dan gejala lain yang biasanya muncul dalam waktu 2 jam setelah makan makanan tertentu.
Alergi makanan yang parah adalah keadaan darurat medis.
Gejala alergi makanan dapat berkisar dari ringan hingga parah, dan mungkin termasuk:
Dalam kasus yang parah, alergi makanan dapat menyebabkan anafilaksis, yakni reaksi alergi yang mengancam jiwa.
Pemicu alergi makanan yang umum meliputi:
Baca juga: Alergi: Gejala, Penyebab, Faktor Risiko, dan Cara Mengobati
4. Rhinitis vasomotor
Rhinitis vasomotor atau dapat juga disebut rhinitis idiopatik adalah jenis hidung meler yang tidak dipicu oleh alergen tetapi oleh perubahan lingkungan dan fisik tertentu yang menyebabkan lapisan hidung menjadi bengkak.
Pemicu yang dapat menyebabkan rhinitis vasomotor meliputi:
Bersamaan dengan hidung meler atau pilek, penderita rhinitis vasomotor mungkin mengalami gejala seperti:
Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Ketika Batuk?
Jika seseorang mencurigai bahwa alergi makanan atau rhinitis alergi adalah penyebab hidung meler setelah makan, dokter mungkin akan melakukan tes berikut:
Jika penyebab gejala seseorang ternyata bukan penyebab alergi, orang tersebut mungkin menderita rhinitis gustatory atau rhinitis vasomotor.
Perawatan rhinitis akan bergantung pada beberapa faktor, termasuk pemicu kondisi tersebut dan kondisi medis lain yang menyertai.
Seseorang mungkin dapat mencegah gejala rhinitis alergi dengan menghindari pemicu spesifik yang membuat mereka alergi.
Seorang dokter dapat membantu untuk mengetahui zat mana yang membuat seseorang alergi dengan melakukan tes kulit atau darah.
Baca juga: 7 Gejala Awal Flu dan Cara Mengatasinya
Secara umum seseorang dapat mengobati rhinitis alergi dan non-alergi dengan beragam cara berikut:
Dekongestan tidak dianjurkan untuk semua orang.
Seseorang harus berbicara dengan dokter sebelum minum obat ini jika mereka hamil atau memiliki salah satu dari kondisi berikut:
Jika memiliki alergi parah, seseorang mungkin perlu membawa suntikan epinefrin untuk penggunaan darurat.
Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Anak-anak dan Remaja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.