Jika seseorang memiliki alergi, iritasi kulit, atau suatu masalah kulit lain, tingkat peradangan sebelum menstruasi dapat memperburuk gejala dan menyebabkan gatal-gatal.
Namun, hal ini masih terus dikaji oleh para peneliti.
Beberapa orang mengalami iritasi terkait produk menstruasi yang mereka gunakan.
Tampon dapat menyerap lubrikasi vagina secara alami, membuat vagina terasa kering dan gatal.
Demikian pula, produk yang mengandung pewangi atau parfum dapat menyebabkan reaksi pada orang dengan kulit sensitif atau alergi.
Jika iritasi hanya terjadi saat seseorang mendapatkan menstruasi, ini bisa berarti produk menstruasi yang mereka gunakan adalah biang keladinya.
Seseorang dapat mencoba beralih ke pembalut tanpa pewangi atau menstrual cup yang terbuat dari silikon.
Produk-produk ini cenderung tidak menyebabkan kekeringan atau reaksi kulit.
Baca juga: Vagina Bau Tak Sedap? Atasi dengan 3 Makanan Ini
Menurut sebuah studi berjudul “Vaginal Candidiasis”, infeksi jamur juga dapat menyebabkan vagina gatal.
Infeksi jamur ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kehamilan, diabetes, dan penggunaan antibiotik.
Infeksi jamur dapat terjadi kapan saja selama menstruasi.
Jika vagina dan vulva terasa gatal dan ada cairan kental, seseorang mungkin mengalami infeksi jamur.
Orang yang mengalami gatal pada titik yang sama selama menstruasi mungkin memiliki kondisi yang disebut vulvovaginitis siklik.
Menurut DermNet NZ, vulvovaginitis siklik merupakan istilah yang mengacu pada rasa terbakar dan gatal berulang pada vulva dan/atau vagina yang berulang pada fase yang sama dari siklus menstruasi.
Beberapa faktor dapat menyebabkan kondisi ini, termasuk apa pun yang mengubah keseimbangan bakteri kompleks pada vagina.