Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Lebih Dalam Apa Itu Infeksi Jamur Hitam di India

Kompas.com - 08/06/2021, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Di India, Covid 19 telah menyebabkan lonjakan kasus infeksi jamur yang disebut mucormycosis atau jamur hitam.

Hal ini tentu membuat banyak ketakutan akan munculnya pandemi berikutnya, apalagi banyak informasi keliru seputar infeksi ini yang justru semakin memicu ketakutan.

Infeksi jamur hitam disebabkan oleh jamur dari ordo Mucorales. Jamur ordo Mucorales mencakup spesies yang biasanya ditemukan di tanah, debu, vegetasi yang membusuk, dan kotoran hewan.

Sistem kekebalan tubuh sebenarnya sangat membantu dalam mencegah infeksi jamur ini.

Namun, kombinasi faktor seperti diabetes, Covid 19, dan pengobatan steroid dapat melemahkan kekebalan tubuh sehingga mikroorganisme ini bisa memicu hal fatal.

Diabetes tidak hanya meningkatkan risiko seseorang terkena Covid 19 yang parah, tetapi juga memicu kondisi di mana infeksi jamur dapat berkembang.

Baik COVID-19 dan steroid deksametason, bisa melemahkan kekebalan dna memicu infkesi jamur hitam.

Baca juga: Tinnitus Masuk dalam Daftar Gejala Covid-19, Kok Bisa?

Mengenal infeksi jamur hitam

Infeksi jamur hitam menyebar dengan cepat dari hidung dan sinus ke wajah, rahang, mata, dan otak.

Pada 26 Mei 2021, ada 11.717 kasus mucormycosis yang dikonfirmasi di India.

Infeksi tersebut lebih banyak dialami oleh orang yang hidup dengan diabetes.

Jamur menghalangi aliran darah, membunuh jaringan yang terinfeksi, dan jaringan mati atau nekrotik inilah yang menyebabkan perubahan warna hitam pada kulit manusia.

Karena itu, infeksi tersebut juga disebut jamur hitam.

Prof. Malcolm Richardson, seorang profesor mikologi medis di Universitas Manchester di Inggris, istilah 'jamur hitam' ditujukan pada jamur yang disebut dematiaceous, yang memiliki melanin di dinding selnya.

Tanpa pengobatan yang cepat dan operasi untuk menghilangkan jaringan nekrotik, mucormycosis seringkali berakibat fatal.

Menurut riset 2021, sekitar 60 persen dari semua kasus terjadi selama infeksi virus Corona aktif dan 40 persen terjadi setelah pemulihan.

Secara total, 80% pasien menderita diabetes, dan 76% telah diobati dengan kortikosteroid.

Mitos mengenai jamur hitam

Infeksi ini memang sangat berbahaya. Sayangnya, banyak informasi keliru yang beredar dan bisa berpotensi menimbulkan bahaya lebih besar.

Berikut berbagai mitos mengenai infeksi jamur hitam:

Penularan dari orang ke orang

Mucormycosis tidak dapat ditularkan dari orang ke orang. Sebaliknya, sumber infeksi adalah lingkungan, dari spora udara yang dihasilkan oleh jamur.

Jamur tumbuh di air, tabung oksigen, pelembab udara. Beberapa pakar telah menyimpulkan bahwa jamur pasti tumbuh di air kotor di tabung oksigen rumah sakit atau pelembap.

Namun, tidak ada bukti bahwa ini dapat terjadi. Ahli mikologi juga telah menunjukkan bahwa jamur tidak dapat menghasilkan spora dalam cairan.

Terlebih lagi, oksigen murni yang disimpan dalam silinder kemungkinan besar akan merugikan pertumbuhan segala jenis mikroorganisme.

Baca juga: Sudah Mendapatkan Vaksin Covid-19, Amankah Melakukan Jabat Tangan?

Penggunaan masker mingkatkan potensi infeksi

Ini adalah mitos. Tidak ada bukti bahwa masker dapat menampung jamur.

Dalam makalah tahun 2019, Prof. Richardson menjelaskan bahwa jamur Mucorales tumbuh pada roti yang berjamur, buah dan sayuran yang membusuk, sisa-sisa tanaman, tanah, kompos, dan kotoran hewan.

Jamur tersebut tumbih pada kelembaban tertentu dan tidak mungkin bertahan pada bahan bangunan umum, seperti kayu, permukaan yang dicat, dan ubin keramik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com