KOMPAS.com – Jika Anda memperhatikan adanya rasa sakit, bengkak, gatal, atau kemerahan di mata Anda, kemungkinan Anda mengalami infeksi mata.
Infeksi mata dapat dibagi ke dalam tiga kategori spesifik berdasarkan penyebabnya, yakni virus, bakteri, atau jamur.
Masing-masing jenis infeksi mata ini cenderung membutuhkan perlakuan secara berbeda.
Baca juga: 8 Penyebab Mata Gatal dan Cara Mengatasinya
Kabar baiknya adalah infeksi mata tidak sulit dikenali, jadi Anda bisa mencari pengobatan dengan cepat.
Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab infeksi mata yang bisa terjadi:
1. Konjungtivitis
Konjungtivitis adalah salah satu infeksi mata yang paling umum terjadi.
Konjungtivitis terjadi ketika pembuluh darah di konjungtiva, yakni selapit bening yang menutupi bagian putih mata (sklera) dan bagian dalam kelopak mata terinfeksi oleh bakteri atau virus.
Akibatnya, mata Anda bisa menjadi berwarna merah muda atau merah, dan meradang.
Konjungtivitis juga bisa diakibatkan oleh alergi atau paparan bahan kimia, seperti klorin di kolam renang.
Konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri atau virus sangat menular.
Anda masih dapat menyebarkannya hingga dua minggu setelah infeksi dimulai.
Perhatikan salah satu gejala berikut dan sebaiknya temui dokter Anda sesegera mungkin untuk perawatan:
Baca juga: 4 Gejala Mata Minus (Rabun Jauh) yang Baik Diketahui
Anda mungkin memerlukan perawatan berikut tergantung pada jenis konjungtivitis yang Anda miliki:
Baca juga: 9 Cara Mengobati Infeksi Mata Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
2. Keratitis
Keratitis terjadi ketika terjadi pembengkakan pada kornea.
Kornea adalah lapisan bening yang menutupi pupil dan iris.
Keratitis bisa terjadi akibat infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit. Gangguan mata ini juga dapat terjadi akibat cedera mata.
Oleh sebab itu keratitis tidak selalu menular.
Gejala keratitis yang dapat terjadi, yakni:
Untuk diperhatikan, Anda lebih mungkin mengembangkan keratitis jika:
Baca juga: 8 Penyebab Tidur dengan Mata Terbuka, Termasuk karena Penyakit
Sebaiknya temui dokter sesegera mungkin untuk menghentikan infeksi jika Anda melihat gejala keratitis.
Beberapa perawatan untuk keratitis yang bisa diambil meliputi:
3. Endoftalmitis
Endoftalmitis adalah peradangan parah pada bagian dalam mata akibat infeksi bakteri atau jamur.
Infeksi jamur candida adalah penyebab endophthalmitis yang paling umum terjadi.
Kondisi ini dapat terjadi setelah operasi mata tertentu, seperti operasi katarak, meskipun hal ini jarang terjadi.
Endophthalmitis juga dapat terjadi setelah mata Anda kemasukan atau tersentuh suatu objek.
Beberapa gejala endophthalmitis yang harus diwaspadai, terutama setelah pelaksanaan operasi atau cedera mata antara lain:
Baca juga: Waspada, Darah Tinggi Bisa Sebabkan 3 Penyakit Mata Ini
Perawatan endophthalmitis akan tergantung pada apa yang menyebabkan infeksi dan seberapa parahnya.
Pertama, Anda memerlukan antibiotik yang disuntikkan langsung ke mata Anda dengan jarum khusus untuk membantu menghentikan infeksi.
Anda mungkin juga menerima suntikan kortikosteroid untuk meredakan peradangan.
Jika ada sesuatu yang masuk ke mata Anda dan menyebabkan infeksi, Anda harus segera menghilangkannya. Sebaiknya cari bantuan medis segera dalam kasus ini. Jangan pernah mencoba mengeluarkan benda dari mata Anda sendiri.
Setelah antibiotik dan pengangkatan benda, gejala Anda diyakini bisa mulai membaik dalam beberapa hari.
Baca juga: Paracetamol atau Ibuprofen, Mana yang Lebih Baik untuk Obat Demam?
4. Blefaritis
Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata, lipatan kulit yang menutupi mata.
Jenis peradangan ini biasanya disebabkan oleh penyumbatan kelenjar minyak di dalam kulit kelopak mata di dasar bulu mata.
Blefaritis dapat disebabkan oleh bakteri.
Gejala blefaritis meliputi:
Anda lebih mungkin mengembangkan blepharitis jika Anda:
Sementara itu, perawatan untuk blefaritis meliputi:
Baca juga: Alasan Tak Boleh Buru-buru Minum Obat Penurun Panas Saat Demam
5. Bintitan
Bintitan atau hordeolum adalah benjolan seperti jerawat yang berkembang dari kelenjar minyak di tepi luar kelopak mata.
Kelenjar ini dapat tersumbat oleh kulit mati, minyak, dan materi lainnya dan memungkinkan bakteri tumbuh berlebihan di kelenjar.
Infeksi yang dihasilkan menyebabkan bintitan.
Gejala bintitan meliputi:
Beberapa perawatan untuk bintitan meliputi:
Temui dokter jika rasa sakit atau bengkak bertambah parah, bahkan dengan perawatan.
Bintitan akan hilang dalam waktu sekitar 7 hingga 10 hari. Jika tidak, tanyakan kepada dokter Anda tentang kemungkinan perawatan lain.
Baca juga: 11 Cara Menghilangkan Bintitan Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
6. Uveitis
Uveitis adalah peradangan yang terjadi pada uvea karena infeksi.
Uvea adalah lapisan tengah bola mata yang mengangkut darah ke retina, yakni bagian dari mata yang berfungsi mentransmisikan gambar ke otak.
Uveitis sering terjadi akibat kondisi sistem kekebalan tubuh, infeksi virus, atau cedera mata.
Uveitis biasanya tidak menyebabkan masalah jangka panjang, tetapi Anda dapat kehilangan penglihatan jika kasus yang parah tidak diobati.
Gejala uveitis dapat meliputi:
Sementara itu, perawatan untuk uveitis mungkin termasuk:
Uveitis biasanya mulai membaik setelah beberapa hari dilakukan pengobatan.
Namun, jenis uveitis mata yang memengaruhi bagian belakang mata Anda (uveitis posterior), mungkin memakan waktu lebih lama hingga beberapa bulan untuk bisa sembuh.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Mata Merah sesuai Penyebabnya
7. Selulitis
Selulitis kelopak mata atau selulitis periorbital terjadi ketika jaringan mata terinfeksi.
Selulitis sering disebabkan oleh cedera seperti goresan pada jaringan mata yang membawa bakteri menular, seperti Staphylococcus (Staph), atau dari infeksi bakteri pada struktur di dekatnya, seperti infeksi sinus.
Anak kecil lebih mungkin terkena selulitis karena mereka berisiko lebih tinggi terkena infeksi karena jenis bakteri yang menyebabkan kondisi ini.
Gejala selulitis termasuk kelopak mata kemerahan dan bengkak, serta pembengkakan kulit mata.
Dengn selulitis, Anda biasanya tidak akan mengalami sakit mata atau ketidaknyamanan.
Perawatan untuk selulitis mungkin termasuk:
Baca juga: 8 Gejala Herpes Genital dan Cara Mengobatinya
8. Herpes okular
Herpes okular terjadi ketika mata Anda terinfeksi oleh virus herpes simpleks (HSV-1). Herpes okular sering disebut juga sebagai herpes mata.
Herpes mata menyebar melalui kontak dengan seseorang yang memiliki infeksi HSV-1 aktif, bukan melalui kontak seksual (yaitu HSV-2).
Gejala herpes mata yang bisa terjadi, termasuk:
Gejala herpes mata dilaporkan dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan setelah 7 hingga 10 hari, hingga beberapa minggu.
Perawatan herpes mata yang bisa diambil termasuk:
Baca juga: 12 Penyakit Menular Seksual yang Harus Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.