Di Inggris Raya, satu penelitian menemukan bahwa gejala yang paling banyak dilaporkan adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Tangsel, Sekolah Tatap Muka Terancam Batal Digelar
Selain itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menuturkan bahwa gejala varian ini juga masih mirip dengan gejala COVID-19 secara umum, yakni batuk, sesak napas, sakit kepala, kelelahan, atau kehilangan indera perasa atau penciuman.
Selain itu, sebagian kasus juga menunjukkan bahwa orang yang terpapar infeksi ini tidak memiliki gejala apa pun.
Namun, ia sangat berpotensi menularkannya kepada orang lain yang lebih rentan.
Menurut Public Health England (PHE), bukti awal menunjukkan varian Delta dapat meningkatkan risiko rawat inap dibandingkan dengan varian Alpha.
Satu analisis oleh PHE terhadap lebih dari 38.000 kasus COVID-19 di Inggris menemukan bahwa orang dengan varian Delta 2,61 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit daripada mereka yang memiliki varian Alpha.
PHE juga menemukan bahwa di beberapa daerah dengan kasus infeksi varian Delta tinggi, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya pun mengalami kenaikan.
Ada bukti lain bahwa vaksin COVID-19 bekerja melawan varian Delta.
Sebuah studi yang diterbitkan pada 10 Juni 2021 lalu berjudul “BNT162b2-elicited neutralization of B.1.617 and other SARS-CoV-2 variants” menemukan bahwa vaksin efektif melawan virus varian ini.
Dua puluh orang yang telah menerima dosis vaksin Pfizer-BioNTech memiliki antibodi yang cukup dalam darah mereka untuk menetralkan beberapa varian virus, termasuk Delta.
Hal ini menunjukkan bahwa vaksin akan memberikan perlindungan yang memadai terhadap varian Delta.
Baca juga: Vaksinasi Ulang Memungkinkan jika Masih Terpapar Covid-19? Ini Penjelasan Kemenkes
Penelitian lain menekankan pentingnya vaksinasi penuh, terutama ketika varian Delta menyebar luas di masyarakat.
Melansir studi berjudul “Neutralising antibody activity against SARS-CoV-2 VOCs B.1.617.2 and B.1.351 by BNT162b2 vaccination", vaksin efektif memberikan respons memadai untuk melawan varian Delta.
Melihat tingkat efektivitas varian Delta, dapat dilihat bahwa orang yang tidak divaksinasi memiliki risiko lebih tinggi dalam merespons virus ini.