Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2021, 21:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Bagi para pria, penis kesemutan adalah kondisi yang sangat mengganggu.

Rasa tak nyaman di bagian alat vital ini bisa terasa seperti ditusuk2 jarum tumpul, panas, sampai mati rasa.

Kemungkinan penyebab penis kesemutan bisa berasal dari masalah aliran darah sampai gejala penyakit tertentu. Berikut beberapa di antaranya:

Baca juga: Penis Bengkok, Normal atau Tidak?

1. Masalah sirkulasi darah

Dilansir dari The Sun, penyebab penis kesemutan biasanya berasal dari sirkulasi darah yang tidak lancar.

Kondisi ini biasanya dipengaruhi penggunaan celana yang kelewat ketat, atau lantaran duduk di satu posisi dalam rentang waktu yang cukup lama.

Pria yang bersepeda atau mengendarai sepeda motor dalam jangka waktu lama biasanya kerap mengalami masalah sirkulasi darah ini. 

 

2. Gangguan saraf

Segala jenis gangguan saraf bisa menyebabkan gejala kesemutan dan mati rasa, termasuk di area penis.

Pengidap diabetes, lupus, multiple sclerosis, penyakit pembuluh darah dan kanker biasanya mengalami masalah saraf.

Selain kesemutan, gangguan saraf terkadang juga menyebabkan pengidapnya merasakan nyeri tak tertahankan.

3. Penyakit peyronie

Alasan lain kenapa penis kesemutan juga bisa jadi gejala penyakit peyronie. Penyakit ini ditandai dengan kondisi penis yang melengkung saat ereksi, kesemutan, mati rasa, dan terkadang nyeri.

Penyakit peyronie disebabkan penumpukan jaringan parut yang menghalangi aliran darah ke penis.

Penis pria yang sedikit melengkung saat ereksi terbilang normal. Pada penyakit peyronie, penis bengkok sampai membentuk lekukan sedikit menonjol.

Tak hanya menyebabkan kesemutan, masalah kesehatan ini tak jarang membuat pria susah berhubungan seks dan mengalami disfungsi ereksi.

Baca juga: 9 Penyebab Penis Bengkak

4. Alergi

Melansir Lybrate, penis kesemutan terkadang juga bisa jadi tanda kulit sekitar alat kelamin alergi karena teriritasi.

Alergi tersebut bisa disebabkan banyak hal seperti sabun, deterjen, losion, kain, tindik penis, dan sebagainya.

Selain kesemutan, gejala alergi di sekitar penis yakni munculnya ruam kemerahan.

5. Herpes kelamin

Penyebab penis kesemutan lainnya yakni penyakit herpes kelamin. Selain kesemutan, gejala utama penyakit ini adalah munculnya jerawat di penis.

Herpes kelamin termasuk penyakit menular seksual yang butuh perawatan seumur hidup.

Meskipun tidak bisa disembuhkan dan butuh pengobatan seumur hidup, tapi penyakit ini bisa dikontrol agar tidak gampang kambuh dan menulari pasangan seksualnya.

Baca juga: Kenali Apa Itu Hipospadia, Kelainan Penis Bawaan Lahir

6. Kutil kelamin

Penyakit kutil kelamin disebabkan oleh infeksi virus human papillomavirus (HPV).

Gejala kutil kelamin di antaranya kesemutan, muncul kutil kecil di alat kelamin pria, dan gatal saat tumbuh.

Penyakit kutil kelamin juga butuh pengobatan dalam jangka panjang seperti herpes kelamin. Anda bisa mencegah penyakit ini lewat vaksinasi.

7. Batu ginjal

Terkadang, penis kesemutan juga dapat menjadi tanda penyakit batu ginjal. Berawal dari kesemutan, gejala penyakit ini lambat laun berkembang menjadi rasa sakit seperti ditusuk-tusuk saat batu ginjal akan keluar.

Penyakit batu ginjal tak boleh disepelekan. Jika ukuran batu cukup besar dan tak kunjung dikeluarkan, penderita bisa mengalami infeksi ginjal.

Pria yang kerap merasakan penis kesemutan perlu berkonsultasi ke dokter. Terlebih jika penyebabnya tidak berasal dari masalah sirkulasi darah biasa, atau penis kesemutan sampai mengusik aktivitas sehari-hari.

Baca juga: 3 Penyebab Penis Susah Ereksi dan Cara Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com