Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kata Toxic Positivy yang Berbahaya untuk Kesehatan Mental

Kompas.com - 17/06/2021, 07:30 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Istilah toxic positivy bukan lagi hal aneh dikalangan manusia modern.

Istilah ini seringkali digunakan untuk menunjuk kata-kata bernada psoitif namun sebenarnya bisa merusak kondisi mental seseorang.

Prita Yulia Maharani, M.Psi., psikolog dari aplikasi konseling Riliv, menyatakan bahwa toxic positivity memang terdengar sebagai penyemangat.

Baca juga: Jangan Disepelekan, Kenali Gejala Depresi karena Patah Hati

Tapi, sebenarnya membuat orang lain jadi sedih karena tidak divalidasi.

Kata-kata yang termasuk toxic positivy ini sering kita dengar sebagai penyemangat, tetapi justru berujung meremehkan kesedihan mereka.

Prita menambahkan bahwa saat mendengarkan, penting untuk menerapkan empati atau
memahami kondisi orang secara utuh.

Toxic positivity membuat kita menekan emosi negatif dengan berusaha menerima emosi positif. Padahal, emosi negatif juga perlu kita terima agar
tidak menumpuk,” ucapnya.

Tidak semua orang ingin diberi nasihat. Banyak yang hanya ingin didengarkan saja.

Toxic positivity membuat orang takut berpikir negatif, takut bercerita pada orang lain, mengisolasi diri, dan meningkatkan risiko stres serta kecemasan.

Berikut adalah 5 ‘semangat’ yang merupakan toxic positivity dan bisa kita coba hindari:

1. “Masih ada yang lebih susah daripada kamu”

Ungkapan ini membuat teman atau kerabat yang bercerita merasa dikecilkan masalahnya.

Kamu tidak mengetahui seberapa besar usaha atau pun perjuangan dia serta hal yang mungkin memperparah kondisinya.

Kamu bisa menggantinya dengan “Aku bisa melihat dan merasakan betapa susahnya kamu berjuang menghadapi semuanya.”

2. “Sudah, jangan terlalu dipikirkan”

Saat seseorang berusaha bercerita ke kamu, itu artinya dia berusaha untuk menyingkirkan pikiran itu dengan membagikannya.

Tidak masuk akal jika kamu menjawab seperti itu. Kamu bisa mengapresiasinya dengan “Terima kasih sudah bercerita ya.”

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau