Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Kanker Paru-paru Stadium 1 yang Harus Diwaspadai

Kompas.com - 02/07/2021, 10:30 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Stadium kanker memberikan informasi tentang seberapa besar tumor primer dan lokasi penyebaran kanker.

Penahapan ini dapat membantu dokter menentukan jenis perawatan yang dibutuhkan.

Selain itu, juga membantu pasien untuk mengetahui apa yang sedang dihadapi.

Kanker paru-paru adalah penyakit serius yang sulit didiagnosis pada tahap awal.

Baca juga: Ciri Batuk yang Mengarah pada Gejala Kanker Paru-paru

Namun, para peneliti sedang mengerjakan alat diagnostik yang lebih efektif untuk membantu mendeteksi kanker paru-paru lebih awal untuk membantu membuat pengobatan lebih efektif.

Merangkum dari Healthline, cara tingkat tinggi untuk melihat kanker paru-paru stadium 1, adalah dengan melihat dua sub-tahap, yakni sebagai berikut.

  • Tahap 1a. Sel kanker berukuran 3 sentimeter (cm) atau lebih kecil.
  • Tahap 1b . Sel-sel kanker berukuran antara 3 cm dan 4 cm dan dapat berpindah ke area lain dari paru-paru.

Tahapan ini berasal dari sistem stadium TNM.

Sistem ini membantu mengategorikan elemen kunci dari kanker sebagai berikut.

  • T menggambarkan ukuran dan fitur lain dari tumor.
  • N menunjukkan jika kanker telah mencapai kelenjar getah bening.
  • M memberitahu jika kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Baca juga: 5 Penyebab Kanker Paru-paru, Tak Hanya Rokok

Setelah kategori TNM ditetapkan, stadium keseluruhan dapat ditentukan.

Kanker paru-paru dibagi menjadi stadium 0 sampai 4.

Stadium 1 dibagi lagi menjadi 1a dan 1b.

Sebagai ilustrasi, berikut beberapa contohnya:

  • T1a, N0, M0. Tumor utama berukuran 2 sentimeter (cm) atau kurang (T1a). Tidak ada keterlibatan kelenjar getah bening (N0) dan tidak ada metastasis (M0). Pasien ini disimpulkan memiliki stadium 1 kanker paru-paru.
  • T1b, N0, M0. Tumor primer berukuran antara 2 dan 3 cm (T1b). Tidak ada keterlibatan kelenjar getah bening (N0) dan tidak ada metastasis (M0). Pasien disimpulkan menderita kanker paru-paru stadium 1a .
  • T2a, N0, M0. Tumor utama berukuran antara 3 dan 5 cm. Tumor mungkin tumbuh di saluran udara utama (bronkus) paru-paru atau membran yang menutupi paru-paru (pleura visceral). Kanker mungkin sebagian menghalangi saluran udara (T2a). Tidak ada keterlibatan kelenjar getah bening (N0) dan tidak ada metastasis (M0). Pasien disimpulkan menderita kanker paru-paru stadium 1b.

Baca juga: Bagaimana Asap Rokok Bisa Picu Kanker Paru-Paru?

Kanker paru-paru sel kecil (SCLC) dibagi menjadi beberapa stadium berbeda dari kanker paru-paru sel non-kecil (NSCLC), menggunakan sistem dua tahap ini.

  • Tahap terbatas. Kanker hanya ditemukan di satu sisi dada.
  • Tahap yang luas. Kanker telah menyebar ke seluruh paru-paru, di kedua sisi dada, atau ke tempat yang lebih jauh.

Gejala kanker paru-paru stadium 1

Kanker paru-paru stadium 1 sebagian besar tidak menimbulkan gejala, tetapi beberapa kasus lainnya menunjukkan, seseorang mungkin mengalami beberapa gejala berikut.

  • sesak napas
  • suara serak
  • batuk

Melansir dari Medical News Today, gejala tambahan kanker paru-paru meliputi berikut.

  • kehilangan nafsu makan
  • penurunan berat badan
  • kelelahan umum
  • nyeri bahu, dada, atau punggung
  • hoarse voice
  • suara keras pada setiap napas, atau stridor
  • masalah paru-paru berulang, seperti bronkitis atau pneumonia

Kanker paru-paru stadium lanjut dapat menyebabkan batuk darah, mengi, dan nyeri dada, tetapi itu biasanya tidak terjadi pada stadium 1.

Karena gejala awal ringan sering diabaikan, penting untuk menemui dokter jika memiliki kekhawatiran.

Cara ini sangat penting jika ia seorang perokok atau memiliki faktor risiko lain untuk kanker paru-paru.

Baca juga: 12 Gejala Kanker Hati Stadium 4, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Selain mengobati kanker paru-paru, dokter juga harus mengobati gejala yang dialami pasien.

Ketika pasien mengalami batuk, dokter akan memberikan obat yang dapat membantu mengendalikan batuk.

Selain itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan sendiri ketika merasa sesak napas.

  • Ubah posisi tidur. Mencondongkan tubuh ke depan membuatnya lebih mudah bernapas.
  • Berkonsentrasilah pada pernapasan. Fokus pada otot yang mengontrol diafragma. Kerutkan bibir dan bernapaslah dalam ritme.
  • Berlatih meditasi. Kecemasan dapat menambah masalah, jadi pilihlah aktivitas santai seperti mendengarkan musik favorit atau bermeditasi agar tetap tenang.
  • Istirahat. Pasien tidak boleh terlalu memaksakan diri dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena dapat memperburuk kondisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau