KOMPAS.com - Lupus (systemic lupus erythematosus) adalah penyakit autoimun seumur hidup yang menyebabkan nyeri sendi, demam, ruam, dan kerusakan organ.
Ketika seseorang memiliki penyakit autoimun, sistem kekebalan akan menyerang tubuh.
Hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala, bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ, seperti jantung, paru-paru, otak, ginjal dan kulit.
Seiring waktu, kerusakan ini dapat menyebabkan komplikasi serius.
Lupus jauh lebih umum dialami oleh wanita (sembilan dari 10 kasus yang didiagnosis adalah wanita).
Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan hormon (khususnya estrogen) yang terjadi selama tahun-tahun reproduksi wanita.
Lupus juga lebih sering terjadi pada etnis tertentu.
Wanita Afrika-Amerika, Hispanik, Asia dan penduduk asli Amerika, khususnya, paling sering didiagnosis menderita lupus.
Baca juga: Penyakit Lupus: Penyebab, Gejala, dan Komplikasi
Melansir dari Cleveland Clinic, lupus juga dapat terjadi pada anak-anak.
Dalam kebanyakan kasus, penyakit lupus pada anak dimulai pada masa remaja (usia rata-rata adalah 12).
Jarang terlihat pada anak-anak sebelum usia 5 tahun.
Namun, bayi bisa terkena lupus neonatus, yakni penyakit ketik bayi menerima antibodi tertentu dari ibu yang disebut Ro/SSA dan atau La/SSB, yang biasanya terlihat pada sindrom Sjogren.
Bayi biasanya akan mengalami ruam, tetapi mereka juga dapat mengalami masalah jantung, masalah hati, atau jumlah darah rendah.
Dalam beberapa kasus, bahkan dapat menyerang otak meskipun kasusnya sangat kecil.
Penyakit ini tidak ada hubungannya dengan lupus eritematosus sistemik dan perawatannya sangat berbeda.
Penyebab pasti dari lupus tidak diketahui.
Secara umum, orang memiliki faktor genetik yang menyebabkan sistem kekebalan menjadi terlalu aktif.
Namun, tidak semua orang dengan kecenderungan genetik akan mengembangkan lupus.
Seseorang mungkin memiliki tanda-tanda dalam kode genetik yang berpotensi memiliki lupus.
Lupus juga bisa dipicu oleh beberapa faktor lain, antara lain:
Baca juga: Amankah Hamil saat Menderita Lupus?
Ada banyak gejala lupus yang berbeda.
Anak-anak dengan lupus mungkin mengalami gejala seperti berikut.
Baca juga: Mengapa Penyakit Lupus Sulit Disembuhkan?
Anak-anak dengan lupus juga akan memiliki hasil antibodi abnormal yang dapat menjadi tanda penyakit autoimun.
Saat ini, tidak ada obat untuk lupus.
Penyedia layanan kesehatan akan fokus pada pengendalian gejala dan mengelola kondisi dari waktu ke waktu.
Tujuan utama pengobatan adalah untuk meringankan gejala lupus pada anak dan mencegah sistem kekebalan tubuh mereka menyerang organ vital.
Seiring waktu, lupus dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ-organ, seperti ginjal, jantung, paru-paru dan otak.
Saat merawat anak-anak, biasanya ada tim spesialis yang semuanya bekerja sama dalam rencana perawatan.
Baca juga: Lupus Lebih Banyak Menyerang Wanita, Kok Bisa?
Tim spesialis ini dapat mencakup rheumatologist anak, perawat, konselor, terapis fisik dan spesialis medis lainnya.
Masing-masing pengasuh ini akan bekerja untuk mengelola kesehatan fisik dan psikologis anak.
Konseling mungkin merupakan bagian penting dari rencana perawatan anak.
Konselor dapat membantu anak atau remaja menghadapi kenyataan bahwa mereka menderita lupus dan mengajari mereka cara mengelola penyakit dalam jangka panjang.
Sayangnya, lupus adalah penyakit seumur hidup yang membutuhkan perawatan terus-menerus dan kunjungan rutin ke tim kesehatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.