KOMPAS.com - Ketika menghadapi tekanan hidup, sejumlah orang ada yang menyebut dirinya sedang mengalami burnout.
Tekanan pekerjaan, sekolah, masalah ekonomi, penyakit, sampai keluarga tak jarang memang bisa berujung stres atau burnout.
Kendati burnout dan stres sama-sama berasal dari tekanan, tapi keduanya berbeda. Sebelum mengulas perbedaannya, kenali dulu apa itu burnout.
Baca juga: Apa itu Burnout, Ciri-ciri, Penyebab, dan Cara Menghindarinya
Melansir Healthline, burnout adalah kondisi kelelahan mental dan fisik sampai pada level segala sesuatu jadi tidak menyenangkan.
Istilah burnout kali pertama diperkenalkan psikolog Herbert Freudenberger pada 1970-an silam.
Ia menciptakan istilah tersebut untuk menggambarkan kondisi stres parah, sampai memicu kelelahan fisik, mental, dan emosional.
Penyebab burnout dapat berasal dari paparan situasi yang penuh tekanan secara terus-terusan.
Misalkan merawat orang sakit, bekerja minim apresiasi dan jarang istirahat, atau menyimak berita buruk pandemi Covid-19 dalam waktu berkepanjangan.
Berbeda dari kelelahan biasa, orang yang burnout terkadang sampai tidak berdaya dan enggan bangun dari tempat tidur setiap pagi.
Bahkan, orang burnout acapkali pesimistis dan putus asa dalam menjalani hidup.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.