KOMPAS.com – Vasektomi adalah metode kontrasepsi dengan tujuan agar pria tidak memiliki sperma saat ejakulasi, sehingga ejakulasinya tidak bisa menyebabkan kehamilan.
Dilansir dari Health Line, dalam pelaksanaan prosedur vasektomi, saluran vas deferens di kedua tabung skrotum akan dipotong atau disumbat.
Vas deferens adalah saluran yang membawa sperma dari testis ke uretra.
Baca juga: Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Vasektomi
Menutup atau memotong vas deferens berarti akan mencegah sperma mencapai uretra. Kondisi ini bisa mencegah terjadinya kehamilan.
Seperti diketahui, sperma harus berjalan dari testis ke uretra pria agar kehamilan dapat terjadi.
Seorang pria harus mempertimbangkan vasektomi hanya jika yakin tidak ingin memiliki anak.
Vasektomi adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif atau ampuh untuk mencegah kehamilan.
Berdasarkan American Urological Association, kehamilan akan terjadi pada kurang dari 2 dari setiap 1.000 pasangan di mana pria tersebut telah menjalani vasektomi.
Aktivitas seks setelah vasektomi
Pada umumnya, pria tidak bisa langsung berhubungan seks setelah menjalani vasektomi. Ini karena butuh masa pemulihan dan pemeriksaan semen lebih lanjut.
1. Pertimbangan pemulihan
Merangkum Verywell Health, kebanyakan pria akan merasakan nyeri di sekitar area testis selama beberapa hari setelah vasektomi.
Seks dapat meningkatkan rasa sakit dan dapat menyebabkan penundaan penyembuhan atau bahkan infeksi.
Baca juga: Penis Jarang Ereksi Saat Bangun Tidur pada Pagi Hari, Normalkah?
Faktanya, selama beberapa hari pertama, pria yang baru menjalani vasektomi mungkin perlu bersantai dan berbaring, menghindari aktivitas berat seperti berlari atau mengangkat.
Selama seminggu pertama setelah vasektomi, para pria perlu menyembuhkan luka sayatan kecil di dekat kulit skrotum tempat vasektomi dilakukan.