KOMPAS.com – Kelompok orang lanjut usia (lansia) memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan dengan orang-orang dari kelompok usia lainnya.
Pada umumnya, diabetes yang diderita lansia adalah diabetes tipe 2.
Oleh karena itu, American Diabetes Association merekomendasikan orang dewasa di atas usia 45 tahun harus mulai diskrining untuk diabetes dan pradiabetes setiap tahun sekali atau maksimal tiga tahun sekali meski hasilnya tetap normal.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?
Bahkan dengan manajemen diabetes yang berhasil, risiko komplikasi akibat kerusakan pembuluh darah meningkat seiring bertambahnya usia.
Gejala diabetes pada lansia pada dasarnya sama dengan penderita dari kelompok usia lainnya. Geejala diabetes yang bisa dirasakan lansia antara lain yakni:
Namun, target angka gula darah normal untuk lansia cenderung berbeda dari kelompok usia lainnya. Rencana pengelolaan diabetes untuk lansia juga mungkin berbeda.
Dilansir dari Medical news Today, kejadian hipoglikemia umum di antara lansia dengan diabetes.
Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula darah seseorang lebih rendah dari biasanya. Secara umum hipohlikemia didefinisikan sebagai kadar gula darah di bawah 70 mg/dL.
Baca juga: 9 Gejala Awal Diabetes Tipe 2 yang Perlu Diwaspadai
Hipoglikemia umum terjadi pada lansia bisa jadi karena fakta bahwa mereka lebih cenderung memiliki kondisi kronis lainnya, kekurangan gizi, atau minum banyak obat.
Hipoglikemia juga dapat terjadi akibat terlalu banyak mengonsumsi obat yang digunakan untuk menurunkan gula darah. Pengobatan diabetes yang berlebihan pada lansia dilaporkan sering terjadi.
Para peneliti mengatakan hipoglikemia kemungkinan tidak dilaporkan karena lansia mungkin tidak mengalami gejala gula darah rendah atau mereka mungkin tidak dapat mengomunikasikan perasaan kepada pengasuh karena gangguan kognitif.
Baik pada lansia maupun kelompok usia lainnya, pengobatan diabetes secara umum ditujukan untuk mencapai kadar gula darah normal.
Dilansir dari Very Well Health, berikut ini adalah kadar gula darah normal pada lansia yang penting diketahui:
1. Sehat atau hanya sedikit mengalami gangguan kesehatan kronis, fungsi kognitif:
Baca juga: Cara Cek Gula Darah Secara Mandiri dengan Glukometer
2. Mengalami beberapa kondisi kronis, gangguan kognitif ringan hingga sedang:
3. Tinggal di fasilitas kesehatan jangka panjang, penyakit kronis stadium akhir, gangguan kognitif sedang hingga berat:
Jika dalam beberapa kali tes seorang lansia terus menunjukkan angka kadar gula darah di atas ambang normal, dia bisa didiagnosis mengalami diabetes.
Memantau gula darah secara teratur merupakan bagian penting dari setiap rencana pengelolaan diabetes.
Pemeriksaan gula darah bisa dilakukan dengan jarum kecil (lanset( yang digunakan untuk menusuk ujung jari pasien.
Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Amputasi?
Setetes darah kemudian ditempatkan pada strip tes dan glukometer akan menunjukkan kadar gula darah pasien.
Pada umumnya, gula darah harus diperiksa sebelum makan dan sebelum tidur. Tapi, dokter bisa saja menyarankan untuk memeriksa lebih sering.
Penurunan kognitif dan penyakit kronis dapat menyulitkan beberapa lansia untuk mengikuti rencana perawatan diabetes mereka dengan aman, bahkan ketika mereka telah berhasil mengelola kondisi mereka selama bertahun-tahun.
Dalam situasi ini, penyedia layanan kesehatan dapat meresepkan dosis obat yang lebih rendah, melibatkan pengasuh dalam pemantauan, dan dengan hati-hati menilai gula darah rendah.
Obat hanyalah salah satu alat untuk manajemen diabetes.
Diet adalah cara lain penderita diabetes dapat mengelola kondisi mereka karena makan atau tidak makan adalah yang memengaruhi gula darah.
Baca juga: Jenis-jenis Obat Diabetes Tipe 1 dan Obat Diabetes Tipe 2
Namun, mempertahankan pola makan yang sehat dapat menjadi tantangan bagi beberapa lansia karena masalah pencernaan yang datang seiring bertambahnya usia, yang dapat membuat sulit untuk makan dan menempatkan mereka pada risiko gizi buruk.
Masalah-masalah ini dapat mencakup:
Para lansia mungkin perlu menambahkan terapi nutrisi medis ke rencana perawatan diabetes mereka. Hal ini harus dilakukan di bawah bimbingan ahli gizi yang membuat rencana nutrisi khusus.
Beberapa strategi mungkin termasuk:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.