Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Disepelekan, 8 Kebiasaan Ini Dapat Mengganggu Kesehatan Usus

Kompas.com - 11/07/2021, 18:01 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Ratusan spesies bakteri berada di usus, sebagian bakteri tersebut baik untuk usus, sementara yang lain tidak.

Sebagian besar bakteri di usus termasuk dalam salah satu dari empat kelompok, yakni Firmicutes, Bacteroidetes, Actinobacteria atau Proteobacteria.

Setiap kelompok bakteri berperan dalam kesehatan dan membutuhkan nutrisi yang berbeda untuk pertumbuhan.

Bakteri usus yang ramah penting untuk pencernaan.

Mereka menghancurkan bakteri berbahaya dan mikroorganisme lainnya, kemudian menghasilkan vitamin K, folat, dan asam lemak rantai pendek.

Baca juga: Waspadai, Anemia Bisa Jadi Gejala Awal Kanker Usus Besar

Ketika flora usus mengandung terlalu banyak bakteri berbahaya dan tidak cukup bakteri baik, ketidakseimbangan dapat terjadi.

Kondisi ini dikenal sebagai dysbiosis.

Baik dysbiosis dan pengurangan keragaman flora usus telah dikaitkan dengan resistensi insulin, penambahan berat badan, peradangan, obesitas, penyakit radang usus, dan kanker kolorektal.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga agar bakteri usus agar tetap ramah dan berlimpah.

Namun, ada beberapa kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan usus, berikut daftar lengkapnya, seperti dilansir dari Healthline.

1. Tidak Makan Beragam Makanan

Umumnya, flora usus yang kaya dan beragam dianggap sehat.

Kurangnya keragaman dalam bakteri usus membatasi pemulihan dari pengaruh berbahaya, seperti infeksi atau antibiotik.

Diet yang terdiri dari berbagai macam makanan utuh, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dapat menghasilkan flora usus yang lebih beragam.

Faktanya, mengubah pola makan dapat mengubah profil flora usus hanya dalam beberapa hari.

Baca juga: 7 Tanda Usus Tidak Sehat yang Perlu Diwaspadai

Hal ini karena makanan yang dimakan memberikan nutrisi yang membantu bakteri tumbuh.

Diet kaya makanan utuh memberi usus berbagai nutrisi yang membantu mendorong pertumbuhan berbagai jenis bakteri sehingga menghasilkan flora usus yang lebih beragam.

2. Kurangnya Prebiotik dalam Diet

Prebiotik adalah jenis serat yang melewati tubuh tidak tercerna dan mendorong pertumbuhan dan aktivitas bakteri usus yang baik.

Banyak makanan, termasuk buah-buahan, sayuran dan biji-bijian, secara alami mengandung serat prebiotik.

Kurangnya prebiotik dalam makanan mungkin berbahaya bagi kesehatan pencernaan secara keseluruhan.

Makanan tinggi prebiotik meliputi:

  • Buncis
  • Gandum
  • Pisang
  • Asparagus
  • Bawang putih
  • Daun bawang
  • Bawang bombai
  • Kacang-kacangan

Baca juga: 5 Cara Mengelola Gejala IBS (Sindrom Iritasi Usus Besar)

Satu studi pada 30 wanita gemuk menemukan bahwa mengonsumsi suplemen prebiotik setiap hari selama tiga bulan mendorong pertumbuhan bakteri sehat Bifidobacterium dan Faecalibacterium.

Suplemen serat prebiotik juga meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek.

Asam lemak ini adalah sumber nutrisi utama untuk sel-sel di usus besar.

Asam lemak dapat diserap ke dalam darah, meningkatkan kesehatan metabolisme dan pencernaan, mengurangi peradangan, serta dapat mengurangi risiko kanker kolorektal.

Selain itu, makanan yang kaya serat prebiotik dapat berperan dalam mengurangi kadar insulin dan kolesterol.

3. Minum Terlalu Banyak Alkohol

Alkohol bersifat adiktif, sangat beracun, dan dapat memiliki efek fisik dan mental yang berbahaya bila dikonsumsi dalam jumlah besar.

Dalam hal kesehatan usus, konsumsi alkohol kronis dapat menyebabkan masalah serius , termasuk dysbiosis.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau