KOMPAS.com – Minum air putih memang baik untuk kesehatan, terutama dapat menjaga tubuh tetap terhidrasi.
Seperti diketahui, kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi adalah kondisi yang perlu diantisipasi karena bisa mengancam kesehatan.
Merangkum WebMD, bahaya dehidrasi di antaranya termasuk syok, koma, gangguan elektrolit dan kejang, heat injuri, hingga gagal ginjal.
Baca juga: 10 Tanda Dehidrasi pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Meski begitu, minum air putih pada kenyataannya tidak disarankan untuk semua kalangan. Di mana, pemberian air putih pada bayi punya aturan tersendiri. Pada usia tertentu, bayi sebaiknya tidak diberikan air putih.
Dilansir Very Well Family, berbagai institusi kesehatan menyarankan agar bayi baru boleh diberikan sedikit air putih setelah berusia 6 bulan.
Salah satu institusi yang menyarankan demikian adalah American Academy of Pediatrics (AAP). Selama 6 bulan pertama kelahiran, bayi cukup diberikan asupan ASI ekslusif.
Yang dimaksud dengan ASI ekslusif adalah bayi hanya diberikan air susu ibu (ASI) sebagai satu-satunya asupan nutisi dan tidak mengonsumsi makanan atau minuman tambahan, termasuk air putih apalagi madu.
Apabila pemberian asupan ASI eksklusif tidak memungkinkan untuk dilakukan oleh ibu karena alasan tertentu, maka bayi bisa diberikan susu formula. Pemberian susu formula kepada bayi sebaiknya atas resep dokter.
Asalkan ibu dapat menyusui sesuai permintaan atau memberikan susu formula dalam jumlah cukup, sang buah hati besar kemungkinan akan mendapatkan jumlah hidrasi yang sesuai.
Baca juga: Kenali 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir
Lagi pula, ASI dan susu formula dapat memberikan nutrisi penting bersama dengan hidrasi.
Bukankah para orang tua tidak ingin sang bayi hanya mendapatkan hidrasi tanpa nutrisi sebelum mereka berada pada usia yang diperbolehkan mendapatkan nutrisi dari makanan?
Pemberian air putih pada bayi sebelum usia 6 bulan di antaranya dapat menyebabkan gangguan kesehatan berikut:
1. Kekurangan gizi
Menawarkan air putih kepada bayi kecil menempatkan mereka pada risiko diare dan kekurangan gizi.
Pasalnya, sang buah hati pada akhirnya hanya akan mengasup sumber cairan yang bebas energi dan nutrisi.