Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyebab Wanita Tak Boleh Berhubungan Seks saat Hamil

Kompas.com - 01/08/2021, 19:32 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Seks selama kehamilan memang aman, tetapi ada beberapa kondisi tertentu yang menyebabkan wanita harus menghindari berhubungan seks saat hamil.

Melansir dari Healthline, seks selama kehamilan dapat menyebabkan kontraksi, yang bersifat sementara dan tidak berbahaya pada kehamilan berisiko rendah.

Namun, kondisi ini dapat menyebabkan persalinan prematur atau komplikasi lain jika Anda memiliki kondisi medis tertentu.

Baca juga: Panduan Berhubungan Seks untuk Penderita GERD

Beberapa kondisi medis tertentu yang menyebabkan wanita hamil tak boleh berhubungan seks adalah sebagai berikut.

1. Memiliki riwayat keguguran

American College of Obstetricians and Gynecologists mendefinisikan keguguran berulang sebagai keguguran yang dialami dua kali atau lebih keguguran.

Sekitar 1 persen wanita akan mengalami keguguran berulang dan dalam banyak kasus tidak diketahui penyebabnya.

Seks memang tidak menyebabkan keguguran.

Namun, tindakan pencegahan ekstra terhadap kontraksi rahim mungkin perlu dilakukan pada kehamilan berisiko tinggi.

Dengan demikian, biasanya dokter tidak menganjurkan wanita hamil yang memiliki riwayat keguguran berulang untuk berhubungan seks

2. Kehamilan kembar

Jika Anda hamil dengan lebih dari satu bayi, dokter mungkin akan menyarankan untuk mengistirahatkan panggul.

Dengan demikian, dalam kondisi ini, wanita hamil tidak boleh memasukkan apa pun ke dalam vagina, termasuk penis saat berhubungan seks.

Namun, selama istirahat panggul Anda masih bisa melakukan aktivitas seks lainnya dengan pasangan, seperti seks oral atau aktivitas seks lain yang tidak melibatkan vaginal.

Baca juga: Bagaimana Kehamilan Memengaruhi Gairah Seks Wanita?

3. Inkompetensi serviks atau kandungan lemah

Inkompetensi serviks atau kandungan lemah adalah kondisi ketika serviks sudah terbuka terlalu dini selama kehamilan.

Idealnya, serviks akan mulai menipis dan melunak tepat sebelum melahirkan sehingga Anda dapat melahirkan bayi.

Namun, jika serviks terbuka terlalu cepat, Anda berisiko mengalami keguguran dan kelahiran prematur.

4. Mengalami tanda-tanda persalinan prematur

Persalinan prematur adalah saat persalinan dimulai antara minggu ke-20 dan ke-37 kehamilan.

Jika Anda menunjukkan tanda-tanda persalinan sebelum minggu ke 37, seperti kontraksi, sakit punggung, dan keputihan, dokter akan menyarankan untuk menghindari aktivitas seksual.

Kemudian, dalam kasus tertentu, dokter akan mempercepat persalinan.

Baca juga: Berbagai Kemungkinan Penyebab Seks Terasa Menyakitkan

5. Plasenta previa

Plasenta biasanya terbentuk di bagian atas atau samping rahim, tetapi ketika terbentuk di bawahnya, yakni menempatkannya langsung di atas leher rahim, ini menciptakan kondisi yang disebut plasenta previa.

Jika Anda memiliki plasenta previa, Anda mungkin mengalami pendarahan selama kehamilan.

Anda juga bisa mengalami pendarahan berlebihan saat melahirkan yang mengakibatkan pendarahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com