KOMPAS.com - Isu body shaming belakangan kerap menyeruak ketika seseorang atau tokoh publik penampilan tubuhnya dirisak.
Perlu diketahui, mengolok-olok atau menjadikan bentuk dan ukuran tubuh seseorang sebagai bahan lelucon termasuk body shaming.
Praktik seperti ini dapat meninggalkan trauma emosional yang parah dan mengganggu kesehatan mental korban.
Berikut penjelasan lebih lanjut tentang apa itu body shaming dan efek buruknya pada kesehatan mental.
Baca juga: Apa itu Burnout, Ciri-ciri, Penyebab, dan Cara Menghindarinya
Melansir laman resmi Association of Anorexia Nervosa and Associated Disorders (ANAD), body shaming adalah segala bentuk tindakan atau praktik menghina bentuk atau ukuran tubuh orang lain.
Bentuk bullying ini dapat dilakukan orang terdekat seperti orangtua, saudara, teman, orang yang tidak dikenal, sampai komentar negatif di media sosial atau konvensional.
Wujud body shaming bisa beragam. Ada yang terang-terangan mengkritik penampilan tubuh seseorang, membandingkan bentuk dan ukuran tubuh dengan orang lain, dan sebagainya.
Terlepas dari wujudnya, body shaming bisa muncul dan terus langgeng lantaran konsep semu citra tubuh yang ideal.
Baca juga: Kenali Apa itu Fobia, Gejala, Penyebab, Cara Mengatasinya
Selama ini kadung muncul konsep orang cantik atau tampan itu memiliki bobot dan tinggi tubuh tertentu, kulit yang cerah dan mulus tanpa jerawat atau noda, rambut harus lurus, dan sebagainya.
Kondisi toksik itu turut mendorong sejumlah orang, terutama anak muda untuk berupaya mati-matian mewujudkan tampilan ideal a la konsep semu citra tubuh ideal tersebut.
Tak jarang, cara yang ditempuh tidak sehat seperti sengaja diet ketat tanpa menimbang kondisi kesehatannya, atau menggunakan krim berbahaya tanpa memperhatikan risiko kesehatan jangka panjangnya.
Baca juga: Apa itu Borderline Personality Disorder?
Setiap komentar negatif tentang bentuk dan ukuran tubuh seseorang bisa sangat merusak kesehatan mental seseorang.
Melansir Healthshot, berikut tiga efek buruk body shaming pada kesehatan mental yang perlu kamu waspadai:
Body shaming dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi, terutama pada kalangan anak muda.
Tindakan ini awalnya melukai harga diri seseorang. Setelah itu, korban bisa merah, putus asa, dan bahkan membenci tubuhnya sendiri.
Jika emosi negatif ini tidak mendapatkan pertolongan medis yang tepat, tidak menutup kemungkinan korban yang sudah depresi jadi punya keinginan untuk bunuh diri.
Baca juga: Kenali Apa itu Toxic Relationship, Tanda Hubungan Sudah Tak Sehat
Efek body shaming lainnya juga dapat memicu gangguan makan seperti bulimia dan anoreksia.
Tindakan body shaming bisa mendorong psikologis seseorang untuk emoh menjaga berat badan yang sehat.
Korban body shaming yang diolok gendut atau ceking bisa saja frustasi dan justru makan semakin berlebihan.
Atau, kondisi ini juga bisa bikin korban sama sekali emoh makan sampai mengalami kurang gizi (malnutrisi) berat.
Korban yang terus-menerus mengalami body shaming lambat laun bisa mengasihani diri sendiri sampai harga dirinya luntur dan tidak percaya diri.
Korban bisa memandang dirinya tidak berharga, tidak layak bahagia, atau tidak punya kehormatan, membuat korban menarik diri dari lingkar sosial, dan memilih mengisolasi diri sendiri.
Jika tidak segera mendapatkan pertolongan medis, korban bisa mengalami gangguan kecemasan parah dan memicu serangan panik.
Baca juga: Apa Itu Me Time dan Arti Pentingnya bagi Kesehatan Mental?
Mengingat besarnya efek buruk body shaming bagi kesehatan mental, mulai sekarang setop perilaku tidak terpuji ini.
Setiap orang berhak merasa nyaman dan percaya diri dengan bentuk serta ukuran tubuhnya.
Jika kamu mendapati orang sekitar menjadi pelaku, jangan hanya tinggal diam tapi ingatkan efek buruknya.
Apabila kamu menemukan body shaming di media sosial, segera laporkan agar platform tersebut segera merespons dan mengontrol konten negatif itu.
Jika kamu merasa menjadi korban body shaming dan merasa tidak nyaman, pertimbangkan untuk bicara dengan orang terdekat sampai profesional kesehatan mental.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.