Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami 12 Kondisi Tidur Ini? Sebaiknya Konsultasikan dengan Dokter

Kompas.com - 09/08/2021, 19:33 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Ada beberapa kondisi terkait tidur yang sebaiknya dapat dikonsultasikan dengan dokter.

Hal ini penting karena beberapa kondisi terkait tidur yang selama ini mungkin Anda sepelekan ternyata merupakan tanda masalah medis lebih serius.

Selain itu, beberapa kondisi tidur tanpa Anda sadari bisa jadi merupakan sumber atau penyebab penurunan kualitas hidup Anda, sehingga bantuan dokter diperlukan untuk mengatasinya.

Baca juga: 7 Cara Mudah Mengatasi Sulit Tidur Tanpa Bantuan Obat-obatan

Berikut adalah sejumlah kondisi terkait tidur yang sebaiknya bisa dibicarakan dengan dokter:

1. Tidak bisa tidur atau insomnia

Merangkum Very Well Health, insomnia adalah kondisi yang sebaiknya dapa dikonsultasikan dengan dokter.

Seperti yang didefinisikan oleh International Classification of Sleep Disorders (ICSD), insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau tetap tertidur atau tidur yang tidak menyegarkan tanpa adanya gangguan tidur lainnya.

Secara umum, insomnia dapat digambarkan sebagai kondisi ketika kita tidak bisa tertidur juga lebih dari 20 hingga 30 menit atau untuk kembali tidur setelah bangun di malam hari. Insomnia juga dapat dikaitkan dengan bangun tidur terlalu dini.

Orang dengan insomnia juga memiliki gejala lain, termasuk:

  • Kelelahan
  • Energi berkurang
  • Konsentrasi buruk
  • Masalah suasana hati (kecemasan atau depresi)
  • Sakit kepala atau keluhan nyeri
  • Malaise (merasa tidak enak badan)
  • Dispepsia (sakit perut)

Baca juga: 16 Cara Mengatasi Sakit Perut Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Jika kondisi ini terjadi setidaknya tiga kali per minggu dan berlangsung setidaknya selama tiga bulan, itu disebut insomnia kronis.

Menurut American College of Physicians, insomnia kronis harus diobati terlebih dahulu dengan terapi perilaku kognitif untuk insomnia (CBTI).

Dalam beberapa kasus, pil tidur memiliki peran terbatas, tetapi obat-obatan ini mungkin memiliki efek samping jangka panjang yang sebaiknya dihindari.

2. Terlalu mengantuk di siang hari

Kantuk di siang hari yang berlebihan mungkin merupakan tanda gangguan tidur yang mendasarinya seperti sleep apnea atau bahkan narkolepsi. Kondisi ini dapat merusak kualitas tidur, menyebabkan sering terbangun dalam waktu singkat dan mungkin termasuk kurang tidur.

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Durasi Tidur Siang yang Paling Baik untuk Kesehatan

Kebanyakan orang dewasa membutuhkan tujuh sampai sembilan jam tidur setiap malam. Bagi orang-orang yang tidur kurang dari kebutuhannya, kantuk pasti akan menyerang.

Rasa ngantuk yang berlebihan ini dapat terlihat saat tidak bergerak, seperti saat membaca, menonton TV, mengendarai mobil, atau duduk dalam rapat. Ini dapat diidentifikasi dengan kuesioner subjektif seperti skala kantuk Epworth.

Untuk memahami secara objektif tingkat keparahan dan penyebabnya, polisomnogram diagnostik dan multiple sleep latency test (MSLT) dapat direkomendasikan.

Selain mengobati gangguan tidur yang mendasari dan memastikan jam istirahat yang cukup, obat stimulan mungkin diperlukan.

3. Mendengkur terus-terusan

Mendengkur adalah kondisi yang umum terjadi.

Namun, jika mendengkur sampai mengganggu pasangan di tempat tidur atau orang lain di sekitar, kondisi itu mungkin perlu dilakukan evaluasi bersama dokter.

Pasalnya, mendengkur keras dapat dikaitkan dengan sleep apnea obstruktif.

Karena memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang, penting untuk mengetahui apakah ada sleep apnea atau tidak saat Anda tidur mendengkur.

Tes sleep apnea di rumah atau polisomnogram diagnostik mungkin direkomendasikan untuk kasus ini.

Baca juga: Waspada, Mendengkur Bisa Jadi Tanda Sumbatan Jalan Napas

Untungnya, mendengkur dapat diatasi dengan perawatan yang tepat.

Perawatan akan tergantung pada kontribusi yang mendasari dan ada atau tidak adanya sleep apnea terkait.

Ini mungkin termasuk intervensi obat yang dijual bebas, seperti strip hidung, semprotan saline, pengobatan alergi, terapi posisi, dan lain sebagainya; operasi; atau bahkan pilihan untuk mengatasi mendengkur dan sleep apnea seperti alat oral atau continuous positive airway pressure (CPAP).

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau