Batu empedu dapat bersarang di leher kantung empedu atau di saluran empedu. Ketika kantung empedu tersumbat dengan cara ini, cairan empedu tidak bisa keluar. Hal ini dapat menyebabkan kantung empedu menjadi meradang atau menggembung.
Saluran empedu yang tersumbat selanjutnya akan mencegah cairan empedu mengalir dari hati ke usus.
Kondisi yang disebut sebagai koledokolitiasis ini di antaranya dapat menyebabkan:
Baca juga: 10 Kebiasaan yang Bisa Mencegah Batu Ginjal
4. Penyakit kantung empedu akalkulus
Penyakit kantung empedu akalkulus adalah peradangan kantung empedu yang terjadi tanpa adanya batu empedu.
Gejala penyakit kantung empedu akalkulus mirip dengan kolesistitis akut dengan batu empedu.
Beberapa faktor risiko untuk kondisi ini meliputi:
Baca juga: 10 Kebiasaan yang Bisa Mencegah Batu Ginjal
5. Diskinesia bilier
Diskinesia bilier terjadi ketika kantung empedu memiliki kemampuan atau fungsi yang lebih rendah dari normal. Kondisi ini mungkin terkait dengan peradangan kantung empedu yang sedang berlangsung.
Gejalanya bisa termasuk sakit perut bagian atas setelah makan, mual, kembung, dan gangguan pencernaan.
Makan makanan berlemak dapat memicu gejala.
Biasanya tidak ada batu empedu di kantung empedu dengan diskinesia bilier.
Dokter mungkin perlu menggunakan tes yang disebut HIDA scan untuk membantu mendiagnosis kondisi ini. Tes ini mengukur fungsi kantung empedu.
Jika kantung empedu hanya dapat melepaskan 35 sampai 40 persen isinya atau kurang, maka biasanya didiagnosis diskinesia bilier.
6. Sclerosing cholangitis
Peradangan dan kerusakan yang berkelanjutan pada sistem saluran empedu dapat menyebabkan jaringan parut. Kondisi ini disebut sebagai sclerosing cholangitis.
Baca juga: 4 Ciri-ciri Sakit Batu Empedu, Termasuk Sakit Perut Sebelah Kanan
Hingga saat ini belum diketahui apa sebenarnya yang menjadi penyebab sclerosing cholangitis.
Hampir separuh orang dengan kondisi ini tidak memiliki gejala.
Jika gejala memang terjadi, itu dapat mencakup:
Sekitar 60 hingga 80 persen orang dengan sclerosing cholangitis juga menderita kolitis ulserativa.
Perlu diwaspadai, memiliki sclerosing cholangitis dapat meningkatkan risiko kanker hati.
Saat ini, satu-satunya obat yang diketahui untuk sclerosing cholangitis adalah transplantasi hati.
Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan dan yang membantu memecah cairan empedu yang mengental dapat membantu mengelola gejala.