KOMPAS.com - Orang dengan gagal ginjal mungkin mengalami kesulitan menghilangkan limbah dan air yang tidak diinginkan dari darah.
Dialisis atau cuci darah adalah cara yang dapat dilakukan untuk melakukan proses ini.
Dialisis menggantikan kerja alami ginjal sehingga disebut juga sebagai renal replacement therapy (RRT).
Ginjal yang sehat mengatur kadar air dan mineral tubuh serta membuang limbah.
Ginjal juga mengeluarkan produk tertentu yang penting dalam metabolisme, tetapi dialisis tidak dapat melakukannya.
Baca juga: Benarkah Konsumsi Daging Bisa Menyebabkan Gagal Ginjal?
Seseorang yang telah kehilangan 85 hingga 90 persen fungsi ginjalnya harus melakukan dialisis.
Dalam proses ini, tentu saja ada efek samping yang akan dialami oleh pasien.
Namun, sebelum membahas lebih lanjut, perlu dipahami terlebih dahulu seluk beluk dialisis.
Ginjal yang sehat menyaring sekitar 120 hingga 150 liter darah setiap hari.
Jika ginjal tidak bekerja dengan benar, limbah menumpuk di dalam darah.
Akhirnya, kondisi ini dapat menyebabkan koma dan kematian.
Penyebabnya mungkin kondisi kronis, atau jangka panjang, atau masalah akut, seperti cedera atau penyakit jangka pendek yang mempengaruhi ginjal.
Dialisis mencegah produk limbah dalam darah mencapai tingkat berbahaya.
Dialisis juga dapat menghilangkan racun atau obat-obatan dari darah dalam keadaan darurat.
Dialisis membantu pasien yang ginjalnya gagal, tetapi tidak seefisien ginjal normal.
Pasien yang menerima dialisis perlu berhati-hati tentang apa dan berapa banyak yang mereka minum dan makan, dan mereka perlu minum obat.
Banyak orang yang menjalani cuci darah dapat bekerja, menjalani kehidupan normal, dan bepergian.
Wanita yang menjalani cuci darah biasanya mengalami kesulitan untuk hamil.
Akan ada tingkat produk limbah yang lebih tinggi di dalam tubuh dibandingkan dengan ginjal normal.
Baca juga: 10 Makanan yang Pantang Dikonsumsi Penderita Gagal Ginjal
Kondisi ini mengganggu kesuburan.
Wanita yang hamil saat menjalani dialisis mungkin akan membutuhkan peningkatan dialisis selama kehamilan.
Jika seorang wanita memiliki transplantasi ginjal yang berhasil, kesuburannya akan kembali normal.
Dialisis memiliki beberapa efek pada kesuburan pria, tetapi efeknya lebih sedikit daripada wanita.
Gagal ginjal kronis terjadi secara bertahap, bahkan jika hanya satu ginjal yang bekerja, atau keduanya bekerja sebagian, fungsi ginjal yang normal masih memungkinkan.
Mungkin butuh waktu lama sebelum gejala kondisi ginjal muncul.
Ketika gejala benar-benar terjadi, gejala akan bervariasi pada tiap individu, sehingga lebih sulit untuk mendiagnosis gagal ginjal dengan cepat.
Gejala gagal ginjal dapat meliputi:
Cedera mendadak dapat menyebabkan gagal ginjal.
Ketika itu terjadi, gejala cenderung muncul lebih cepat dan berkembang lebih cepat.
Anemia sering terjadi pada orang dengan penyakit ginjal kronis.
Kondisi ini bisa terjadi ketika kadar eritropoietin (EPO) rendah.
EPO diproduksi oleh ginjal dan membantu tubuh memproduksi sel darah merah.
Ketika jumlah sel darah merah rendah, itu disebut anemia.
Baca juga: Gagal Ginjal Stadium Akhir: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya
Orang yang bergantung pada dialisis ginjal mungkin mengalami beberapa efek samping berikut.
Penyakit ginjal adalah kondisi yang serius.
Pada orang dengan gagal ginjal kronis, ginjal tidak mungkin pulih, tetapi dialisis dapat meningkatkan kesejahteraan dan memperpanjang hidup hingga 20 tahun atau lebih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.