KOMPAS.com – Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi yang tak boleh dibiarkan begitu saja.
Pada wanita, tekanan darah tinggi bukan hanya bisa membahayakan kehamilan.
Masalah kesehatan ini juga dapat memengaruhi kesuburan dan membuat masalah setelah melahirkan.
Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Orang Dewasa?
Dilansir dari Very Well Health, masalah kesuburan yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi pada dasarnya dapat memengaruhi kedua orang tua.
Selain kondisi itu sendiri, obat yang digunakan untuk mengobati darah tinggi juga dapat berdampak pada kesuburan.
Wanita yang hidup dengan tekanan darah tinggi ditemukan lebih sulit untuk hamil.
Sebuah studi berjudul "Preconception blood pressure levels and reproductive outcomes in a prospective cohort of women attempting pregnancy” yang diterbitkan dalam Jurnal Hypertension pada 2018, mengungkapkan bahwa risiko keguguran meningkat sebesar 18 persen untuk setiap peningkatan 10 mm Hg pada tekanan darah diastolik seseorang.
Tekanan darah tinggi kronis sebelum kehamilan juga dikaitkan dengan kualitas telur yang buruk dan obesitas karena produksi estrogen yang berlebihan, yang diketahui dapat memengaruhi kesuburan.
Jika telur berkualitas buruk dibuahi, embrio mungkin tidak dapat ditanamkan di dalam rahim.
Bahkan jika embrio berhasil ditanamkan, itu mungkin tidak dapat berkembang dengan baik dan dapat menyebabkan keguguran.
Baca juga: 11 Tanda Awal Kehamilan yang Sering Tak Disadari, Termasuk Jerawat?
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.