Padahal, Dede selama ini sudah merasa sangat terbantu dengan program JKN-KIS yang membuat dirinya tak perlu lagi memikirkan biaya berobat ketika sewaktu-waktu sakit.
“Lewat Mobile JKN, peserta JKN-KIS kini bisa dengan mudah mendaftar periksa di faskes pertama maupun faskes rujukan. Saya rasa kemudahan ini belum tentu bisa dirasakan juga oleh pasien umum,” ujar dia.
Belum lagi, kata Dede, peserta JKN-KIS kini bisa dengan mudah melakukan screening kesehatan mandiri, konsultasi dokter online, termasuk mengakses informasi ketersediaan tempat tidur di RS hanya dengan membuka Mobile JKN.
“Sementara, pasien umum barangkali masih harus lebih dulu menelepon RS atau mengunduh satu per satu aplikasi milik RS untuk bisa memperoleh informasi ketersediaan bed di bangsal rawat inap,” jelas dia.
Baca juga: Pandemi dan Cerita Mereka yang Beruntung Terdaftar JKN-KIS
Kebermanfaan Mobile JKN bukan hanya dirasakan oleh para peserta JKN-KIS. Aplikasi ini juga dinilai menguntungkan bagi faskes.
Person In Charge (PIC) JKN RS PKU Muhammadiyah Solo, Yeni Trihapsari, menyampaikan ada banyak manfaat yang bisa didapat RS dari Mobile JKN.
Dari sistem antrean online saja, dia menyampaikan, RS PKU Muhammadiyah sebagai faskes rujukan tingkat lanjut (FKRTL) sudah mendapat beberapa keuntungan, seperti pengurangan penumpukan antrean pasien di RS.
Selain itu, RS menjadi tahu jumlah pasien yang akan datang atau melakukan booking antrean, dapat mempersiapkan lebih dahulu berkas untuk pasien yang akan datang, dan mendapatkan data waktu tunggu serta waktu layanan untuk evaluasi kembali.
“Keberadaan Mobilie JKN ini pada akhirnya bisa membantu kami meningkatkan pelayanan kesehatan atau kepuasaan kepada masyarakat. Tentu ini bermakna sekali bagi kami,” tanggap Yeni.
Kepala BPJS Cabang Solo, Yessi Kumalasari, menyampaikan penyediaan Mobile JKN menjadi salah satu upaya yang telah dilakukan BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada peserta JKN-KIS.
Menurut dia, hingga Agustus 2021, dari 47 FKRTL yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan Cabang Solo, tinggal 14 FKRTL yang sudah menerapkan antrean elektronik tapi belum bridging atau terintegrasi dengan Mobile JKN.
“Kami sudah melakukan sosialisasi kembali kepada FKRTL yang belum bridging. Bridging system ini penting karena sebenarnya bukan hanya baik untuk peserta JKN-KIS, tapi juga feskes itu sendiri,” jelas Yessi.
Dia menerangakn bagi RS, bridging system antara sistem informasi manajemen (SIM) RS dengan SIM BPKS Kesehatan bukan hanya dapat meningkatkan layanan admnistrasi peserta.
Melainkan bisa juga menghemat sumber daya manusia (SDM), sarana prasaran, hingga mendukung kecepatan pengisian data dan proses pengajuan klaim yang sedang ditangani.
“Bridging system ini harapannya bisa membuat pelayanan di RS menjadi lebih cepat dan efisien,” ungkap dia.
Baca juga: Jaminan Akuntabel dan Transparan Proses Verifikasi Klaim Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.