KOMPAS.com – Dagi segi kesehatan, peradangan bisa baik dan buruk tergantung situasainya.
Si satu sisi, peradangan adalah cara alami tubuh untuk melawan hal-hal yang membahayakannya, seperti infeksi, cedera, dan racun dalam upaya menyembuhkan diri.
Merangkum Health Line, ketika ada sesuatu yang merusak sel-sel, tubuh kita akan melepaskan bahan kimia yang memicu respons dari sistem kekebalan kita.
Baca juga: 6 Makanan Penyebab Peradangan yang Perlu Diwaspadai
Respons ini meliputi pelepasan antibodi dan protein, serta peningkatan aliran darah ke area yang rusak.
Seluruh proses tersebut biasanya berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari dalam kasus peradangan akut.
Tapi di sisi lain, peradangan kronis dan berkelanjutan seiring waktu dapat berdampak negatif pada jaringan dan organ tubuh kita.
Peradangan kronis terjadi ketika respons pertahanan tubuh tetap ada, membuat tubuh kita selalu waspada.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peradangan kronis juga dapat berperan dalam berbagai kondisi, termasuk kanker.
Peradangan akut sering kali menyebabkan gejala yang terlihat, seperti nyeri, kemerahan, atau bengkak.
Tetapi gejala peradangan kronis biasanya lebih “halus”. Ini membuatnya mudah untuk diabaikan.
Baca juga: 8 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Radang Sendi
Dilansir dari Parsley Health, gejala peradangan kronis yang umum terjadi, meliputi:
1. Badan pegal-pegal
Badan pegal-pegal seperti nyeri otot dan nyeri sendi biasanya disebabkan oleh peningkatan peradangan sistemik.
Ketika sitokin meningkat di dalam tubuh, protein inflamasi imun yang berfungsi untuk menangkal infeksi ini dapat menyerang jaringan otot dan sendi yang menyebabkan kemerahan, bengkak, dan nyeri.
2. Ruam kulit