Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/08/2021, 13:31 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pada umumnya, setiap orangtua memiliki harapan besar agar si kecil tumbuh sehat. Untuk itu, para orangtua biasanya akan berupaya memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak mereka.

Namun, selain memenuhi kebutuhan nutrisi anak, ternyata anak butuh stimulasi agar tumbuh kembangnya bisa maksimal.

Stimulasi dilakukan untuk merangsang kemampuan kognitif anak, baik dalam bentuk penglihatan, bicara, pendengaran, dan perabaan.

Menurut penelitian, selama tahun-tahun awal kehidupan anak, ada lebih dari satu juta koneksi saraf baru yang terbentuk setiap detik.

Baca juga: Bunda, Kenali Manfaat Kolostrum bagi Si Kecil

Koneksi pada otak tersebut bisa memudar apabila tidak rutin digunakan. Oleh karena itu, stimulasi pada anak sejak dini sangat penting dilakukan.

Selain membantu pembentukan saraf baru, stimulasi dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan sosial, emosional, dan kognitif.

Itu semua tidak hanya berguna untuk masa kecil mereka, tetapi juga akan memiliki manfaat yang panjang pada masa depan.

Sebab, kesehatan emosional dan fisik, keterampilan sosial, serta kapasitas kognitif-linguistik akan sangat berguna bagi anak-anak ketika mereka tumbuh dewasa.

Baca juga: 5 Cara Stimulasi Anak Usia PAUD agar Lancar Membaca

Program Specialist Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation Arnoldus Paut menjelaskan, kurangnya stimulasi perkembangan anak pada tahun-tahun pertama kehidupan dapat memiliki konsekuensi seumur hidup.

“Itu dapat berdampak negatif pula terhadap kesiapan sekolah dan potensi belajar, kesehatan mental dan fisik sebagai orang dewasa, ketahanan terhadap stres dan penyelesaian konflik, serta rentan akan kemiskinan antargenerasi,” terang Arnold, dikutip dari keterangan resminya, Selasa (31/8/2021).

Menurut dia, setiap orangtua perlu untuk menyadari pentingnya stimulasi perkembangan anak sejak dini.

“Karena tidak hanya sehat, anak-anak memiliki hak untuk berkembang yang akan membantu mereka kelak saat memasuki usia produktif,” ujar dia.

Baca juga: 5 Cara Stimulasi Anak agar Lancar Membaca

Oleh karena itu, stimulasi yang dapat merangsang kemampuan dasar perlu rutin dilakukan bersama anak pada setiap kesempatan. Berbagai kegiatan stimulasi bahkan bisa dilakukan di rumah oleh orangtua atau pengasuh.

Meski demikian, penting diingat bahwa merangsang stimulasi untuk perkembangan anak memiliki jenis yang berbeda, bergantung pada tahapan usia mereka.

Dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Selasa, Tanoto Foundation menjelaskan tiga kategori stimulasi yang sesuai dengan tahapan usia anak.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com