Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stres selama Kehamilan? Waspadai Dampaknya terhadap Janin

Kompas.com - 03/09/2021, 21:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

Sumber Health Line,

KOMPAS.com - Stres yang dialami oleh ibu hamil ternyata dapat berdampak terhadap kesehatan janin.

Stres memang bisa dialami oleh siapa saja, termasuk ibu hamil.

Melansir dari Parents, para ahli pecaya bahwa stres yang dialami oleh ibu hamil dapat berdampak negatig terhadap kesehatan janin.

Mereka percaya bahwa stres berat yang dialami oleh ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi seperti kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.

Baca juga: Makan Sehat Ternyata Tak Dapat Atasi Dampak Stres, Kok Bisa?

Lalu, seperti apa dampak stres yang dialami ibu hamil terhadap janin? Berikut penjelasan lengkapnya.

Efek Stres pada Awal Kehamilan

Sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan di Endocrinology menemukan bahwa stres pada trimester pertama benar-benar dapat mempengaruhi mikroba yang berada di vagina ibu hamil.

Mikroba ini ditransfer ke bayi yang baru lahir selama persalinan pervaginam sehingga menghasilkan perubahan pada mikrobioma usus dan perkembangan otak si kecil.

Pada gilirannya, mikroba yang terkena berdampak pada sistem kekebalan dan metabolisme bayi.

Para ilmuwan percaya bahwa mikrobiota usus yang berubah terkait dengan risiko gangguan perkembangan saraf yang lebih besar, termasuk autisme dan skizofrenia.

Efek ini diamati di laboratorium University of Pennsylvania pada tikus hamil yang harus menanggung stres, seperti suara asing, bau predator, dan pengekangan.

Ini semua terjadi selama awal kehamilan, atau apa yang mungkin dianggap sebagai trimester pertama .

"Hasil ini menunjukkan bahwa stres mungkin memberikan efek pada perkembangan keturunannya jauh sebelum wanita itu mengetahui bahwa dia hamil," kata peneliti postdoctoral dan penulis studi Eldin Jašarevi seperti dikutip dari Parents.

Baca juga: Kenapa Orang Stres Gampang Sakit?

 

"Temuan kami dalam model tikus kami konsisten dengan studi epidemiologi yang menunjukkan bahwa trimester pertama adalah periode yang dinamis dan kritis untuk berbagai faktor lingkungan, seperti stres, infeksi, dan malnutrisi, yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan perkembangan saraf, seperti seperti autisme, skizofrenia,ADHD," tambahnya

Beberapa pekerjaan tim sebelumnya juga melihat stres selama pertengahan dan akhir kehamilan, tetapi mereka tidak menemukan periode ini sebagai rentan.

Stres dan Masalah Tidur Bayi

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Early Human Development, wanita yang cemas atau depresi selama kehamilan hampir 40 persen lebih mungkin memiliki bayi yang mengalami masalah tidur daripada wanita yang tidak stres ketika hamil.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau