Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/09/2021, 14:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Saat ini, obesitas memang menjadi fenomena global.

Jumlah kasus obesitas di hampir semua negara di dunia terus mengalami kenaikan.

Data tahun 2016 yang dirilis Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 1,9 miliar orang di seluruh dunia mengalami obesitas.

Ada banyak faktor penyebab akan fenomena ini.

Melansir dari Medical News Today, asupan makanan yang tidak seimbang merupakan hal yang menyebabkan obesitas.

Lebih spesifik lagi, beberapa peneliti percaya bahwa konsumsi nasi menyebabkan seseorang mengalami obesitas.

Baca juga: Waspadai Dampak Buruk Makan Mie Instan Pakai Nasi

Lantas, apakah hal ini benar adanya?

Peneliti dari Doshisha Women's College of Liberal Arts di Kyoto, Jepang, mempresentasikan temuan mereka di Kongres Eropa tentang Obesitas (ECO2019) di Glasgow, Inggris, beberapa waktu yang lalu.

Untuk menyelidikinya, para ilmuwan mengambil data dari 136 negara.

Mereka menemukan bahwa negara-negara tempat orang-orangnya makan rata-rata setidaknya 150 gram (g) nasi per hari memiliki tingkat obesitas yang jauh lebih rendah.

Para peneliti berusaha untuk memperhitungkan sebanyak mungkin variabel pengganggu, termasuk tingkat pendidikan rata-rata, tingkat merokok, total kalori yang dikonsumsi, uang yang dihabiskan untuk perawatan kesehatan, persentase populasi di atas 65 tahun, dan produk domestik bruto per kapita.

Semua variabel ini secara signifikan lebih rendah di negara-negara yang penduduknya paling banyak makan nasi.

Namun, setelah memperhitungkan hal ini dalam analisis mereka, para peneliti menemukan bahwa pengaruh positif nasi terhadap obesitas tetap ada.

Mereka melihat bahwa orang yang mengonsumsi nasi dapat mengurangi obesitas global sebesar 1 persen.

Kepala peneliti, Prof. Tomoko Imai, pun mengatakan bahwa nasi dapat mencegah diabetes.

Hal ini disebabkan adanya serat, nutrisi, dan senyawa tanaman yang ditemukan dalam nasi.

Prof. Imai menambahkan, “nasi juga rendah lemak dan memiliki kadar glukosa darah postprandial yang relatif rendah, yang menekan sekresi insulin.”

Namun, jenis nasi yang dikonsumsi sangat berpengaruh terhadap tingkat penurunan obesitas.

Melansir dari Healthline, nasi merah lebih efektif untuk menurunkan berat badan dan mengatasi obesitas.

Orang yang makan biji-bijian seperti nasi merah telah berulang kali terbukti memiliki berat badan lebih sedikit daripada mereka yang tidak.

Baca juga: Fakta Nutrisi Kentang, Karbohidrat Pengganti Nasi

Ini bisa dikaitkan dengan serat, nutrisi dan senyawa tanaman yang ditemukan dalam biji-bijian.

Mereka dapat meningkatkan perasaan kenyang dan membantu makan lebih sedikit kalori pada suatu waktu.

Penelitian lain juga mengatakan bahwa nasi merah dapat menyebabkan penurunan berat badan dan peningkatan kadar lemak darah yang baik.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa alih-alih bikin gemuk, nasi dikaitkan dengan penurunan tingkat obesitas.

Namun, perlu dicatat jenis nasi yang dikonsumsi.

Para peneliti menyarankan untuk mengonsumsi nasi merah yang memiliki banyak nutrisi dan memberikan rasa kenyang lebih lama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau