Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Cara Mengobati Hipotiroid dan Hipertiroid yang Penting Dikenali

Kompas.com - 11/09/2021, 21:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Hipotiroid adalah kondisi ketika Anda memiliki kelenjar tiroid yang kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon.

Sementara, hipertiroid adalah kondisi ketika Anda memiliki kelenjar tiroid yang terlalu aktif dan menghasilkan terlalu banyak hormon.

Sama seperti gangguan kesehatan lainnya, hipotiroid dan hipertiroid merupakan kondisi yang tak boleh dibiarkan begitu saja.

Baca juga: Beda Gejala Hipotiroid dan Hipertiroid yang Penting Dikenali

Hal itu dikarenakan, masing-masing gangguan kesehatan pada kelenjar tiroid ini bisa menyebabkan komplikasi tidak menyenangkan jika tidak diobati.

Dilansir dari WebMD, hipotiroid di antaranya dapat menyebabkan penyakit gondok, masalah kehamilan, kerusakan saraf, anemia, hingga koma.

Hipertiroid juga bisa menyebabkan penyakit gondok dan masalah kehamilan. Di samping itu, komplikasi hipertiroid dapat berupa osteoporosis, irama jantung tidak normal, hingga gagal jantung.

Cara mengobati hipotiroid dan hipertiroid

Kelenjar tiroid merupakan organ berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di pangkal laher, tepat di bawah jakun.

Melansir Medical News Today, salah satu fungsi kelenjar tiroid adalah untuk menghasilkan hormon.

Dua dari hormon yang diproduksi kelenjar ini, yaitu triidotironina (T3) dan tiroksin (T4) yang berfungsi untuk banyak hal.

Ini termasuk:

  • Mengatur metabolisme tubuh
  • Membantu fungsi jantung, otak, dan organ lainnya
  • Memiliki dampak besar pada hampir setiap sel di tubuh

Baca juga: Beda Penyebab Hipotiroid dan Hipertiroid yang Penting Dikenali

Oleh sebab itu, gangguan pada produksi hormon ini kiranya penting untuk dapat segera ditangani.

Merangkum Very Well Health, berikut ini adalah beberapa pilihan cara mengobati hipotiroid dan hipertiroid yang dapat dipertimbangkan:

1. Cara mengobati hipotiroid

Meskipun hipotiroidisme tidak dapat disembuhkan, kondisi ini dapat dikelola dengan perawatan yang tepat.

Perawatan utama untuk tiroid hipoaktif adalah tiroksin (T4) sintetis yang diminum dalam bentuk pil.

Obat ini bekerja seperti tiroksin alami dalam tubuh dan diyakini dapat pula membantu mengembalikan fungsi kelenjar tiroid.

Baca juga: Beda Komplikasi Hipotiroid dan Hipertiroid yang Penting Dikenali

Sementara itu, bagi penderita hipotiroid yang masih bergejala padahal sudah diberikan obat pengganti tiroksin mungkin dapat diberikan juga hormon pengganti triidotironina (T3).

Pada kondisi koma miksedema, yakni salah satu komplikasi hipotiroid parah akibat infeksi, masalah jantung, atau stresor fisik lainnya pengobatan bisa dilakukan dengan dengan pemberian hormon penggantu T4 dan T3, serta beberapa kombinasi dari:

  • Hidrokortison
  • Intubasi dan ventilasi mekanis
  • Pembatasan cairan
  • Peningkatan volume darah
  • Glukosa
  • Antibiotik, jika infeksi adalah penyebab utamanya

2. Cara mengobati hipertiroid

Hipertiroidisme sangat dapat diobati dan antara 20-30 persen orang dengan penyakit Graves bisa mengalami remisi jangka panjang dengan pengobatan.

Penyakit grave adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan kelenjar tiroid menjadi terlalu aktif dan memproduksi hormon tiroid secara berlebihan.

Obat antitiroid, biasanya methimazole dapat memblokir kemampuan tiroid untuk membuat hormon dan karena itu diyakini dapat mengendalikan penyakit tanpa merusak kelenjar itu sendiri.

Baca juga: 9 Penyebab Gondok yang Perlu Diwaspadai

Obat-obatan ini dapat diminum sebelum terapi iodine radioaktif atau operasi untuk orang-orang dengan nodul.

Iodine radioaktif dapat merusak atau menghancurkan sel-sel tiroid, sehingga menyisakan lebih sedikit sel untuk memproduksi hormon tiroid dan mengecilkan nodul.

Pengobatan ini dipercaya dapat menurunkan kadar hormon tiroid ke kisaran yang diinginkan.

Jika pengobatan pertama tidak cukup berhasil, terapi kedua dapat diberikan. Terkadang pengobatan ini menyebabkan hipotiroidisme yang kemudian diobati dengan hormon pengganti.

Pengobatan dengan terapi iodine radioaktif sangat umum dilakukan. Beberapa orang khawatir bahwa radiasi dapat menyebabkan kanker, tetapi pengobatan ini belum dikaitkan dengan peningkatan angka kanker.

Baca juga: 5 Gejala Gondok yang Perlu Diwaspadai

Sementara itu, beta-blocker tidak akan menurunkan kadar hormon tiroid Anda, tetapi jenis obat ini dapat memblokir aksi hormon dan meringankan gejala.

Obat-obatan ini termasuk:

  • Inderal (propranolol)
  • Tenormin (atenolol)
  • Lopresor (metoprolol)
  • Corgard (nadolol)

Setelah salah satu dari perawatan itu diambil, hipertiroidisme mungkin kembali.

Namun, operasi pengangkatan semua atau sebagian besar kelenjar tiroid dapat menyembuhkan kondisi tersebut secara permanen.

Tindakan ini dapat menyebabkan hipotiroidisme karena sedikit atau tidak ada sel yang tersisa untuk menghasilkan hormon, sehingga hormon pengganti tiroid akan diperlukan selama sisa hidup Anda jika Anda memilih untuk mengangkat tiroid Anda.

Meskipun pada umumnya dianggap aman, operasi selalu membawa risiko.

Komplikasi utama jarang terjadi tetapi dapat mencakup:

  • Kerusakan pada kelenjar paratiroid, yang mengontrol kadar kalsium dalam tubuh Anda
  • Kerusakan pada saraf pita suara Anda, yang menyebabkan suara serak

Baca juga: 6 Penyakit Tiroid dan Cara Mengatasinya

Pola makan untuk kesehatan tiroid

Dilansir dari Health Line, untuk membantu melindungi kesehatan kelenjar tiroid, ada beberapa makanan yang sebaiknya Anda hindari atau batasi konsumsinya.

Ini termasuk:

  • Makanan yang dapat memicu peradangan
  • Makanan yang meningkatkan kadar gula darah
  • Lemak tidak sehat
  • Garam dapur
  • Permen
  • Kafein
  • Alkohol
  • Goitrogen (makanan yang memperlambat kelenjar tiroid dan meningkatkan gondok), termasuk kangkung mentah, bayam, brokoli, kembang kol, kubis Brussel, kacang tanah, stroberi, dan buah persik

Baca juga: 6 Cara Menurunkan Risiko Terkena Penyakit Tiroid

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com