Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cemas dengan Ukuran Penis? Bisa Jadi Mengidap Sindrom Penis Kecil

Kompas.com - 13/09/2021, 22:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Orang dengan sindrom penis kecil tidak memiliki kondisi fisik tetapi mengalami kecemasan terus-menerus tentang ukuran penis mereka.

Orang-orang ini khawatir bahwa penis mereka terlalu kecil atau orang lain akan menilai mereka dari ukurannya.

Beberapa dokter menyebut sindrom penis kecil sebagai gangguan dismorfik penis (PDD), tetapi Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) tidak mencantumkan PDD sebagai gangguan terpisah.

Baca juga: Ukuran Penis, Kenali 4 Faktor yang Memengaruhinya…

 

Sebaliknya, itu termasuk PDD sebagai varian dari gangguan dismorfik tubuh (BDD).

Apa itu sindrom penis kecil?

Orang dengan sindrom penis kecil atau PDD tidak memiliki penis yang sangat kecil.

Sebaliknya, mereka terus merasa cemas tentang ukuran penis mereka.

Memiliki penis kecil bukanlah diagnosis medis.

Sangat jarang, penis seseorang cukup kecil untuk mengganggu fungsi seksual dan dokter akan menyebutnya sebagai mikropenis.

Orang dengan mikropenis memiliki penis yang setidaknya 2,5 standar deviasi lebih kecil dari penis rata-rata.

PDD adalah jenis BDD, yang merupakan gangguan yang mengubah persepsi seseorang tentang tubuhnya.

BDD dapat memicu kecemasan yang sangat besar pada seseorang tentang penampilan mereka.

Orang dengan PDD merasa malu dan cemas tentang ukuran penis.

Mereka mungkin keliru percaya bahwa mereka memiliki mikropenis, bahkan ketika ukuran penis mereka normal.

Baca juga: Penis Bernanah Bisa Jadi Tanda Penyakit Apa Saja?

Statistik ukuran penis rata-rata

Perkiraan ukuran penis rata-rata bervariasi.

Namun, rata-rata penis yang tidak ereksi adalah 9,16 cm.

Sementara itu, penis ereksi rata-rata panjangnya 13,12 cm.

Penelitian lain telah berusaha untuk mengukur apa yang dianggap sebagai mikropenis.

Sebuah studi tahun 2014 mendefinisikan mikropenis sebagai penis yang panjangnya kurang dari 7 cm (sekitar 2,75 inci) saat lembek dan diregangkan.

Lebih-lebih lagi, riset pada lebih dari 52.000 pria dan wanita heteroseksual ditemukan bahwa 85 persen wanita puas dengan ukuran penis pasangannya. S

ebagai perbandingan, hanya 55 persen pria yang puas dengan ukuran penis mereka.

Gejala sindrom penis kecil

Adalah umum bagi orang untuk kadang-kadang khawatir bahwa penis mereka mungkin tidak cukup besar, terutama ketika mereka merasakan tekanan dari media dan melihat alat kelamin laki-laki yang lebih besar dalam pornografi.

Namun, orang dengan sindrom penis kecil secara obsesif khawatir tentang ukuran penis.

Beberapa gejala sindrom penis kecil atau PDD meliputi:

  • terus-menerus membandingkan ukuran penis mereka dengan orang lain, termasuk yang ada di media
  • keyakinan bahwa penis sangat kecil, meskipun ada bukti sebaliknya
  • persepsi terdistorsi tentang ukuran penis
  • menempatkan nilai yang luar biasa tinggi pada ukuran penis
  • merasa malu tentang ukuran penis
  • kesulitan berhubungan seks dengan pasangan karena kecemasan tentang ukuran penis
  • berkurangnya fungsi seksual, termasuk mendapatkan ereksi atau mengalami orgasme

Beberapa orang dengan sindrom penis kecil memiliki gejala BDD lainnya. Ini mungkin termasuk:

  • keasyikan obsesif dengan penampilan
  • perilaku berulang atau kompulsif yang berkaitan dengan penampilan, seperti berdandan atau membeli pakaian
  • tekanan kronis tentang penampilan
  • depresi atau kecemasan tentang penampilan

Meskipun sindrom penis kecil dan BDD mungkin tampak sebagai kondisi yang sama, ada perbedaan penting.

Sindrom penis kecil bukanlah diagnosis medis, sedangkan dokter dapat mendiagnosis seseorang mengalami BDD.

Baca juga: Waspadai Fraktur Penis, Cedera saat Pria Ereksi

Mengatasi sindrom penis kecil

Untuk orang dengan kecemasan ringan hingga sedang tentang ukuran penis, meneliti data tentang ukuran penis rata-rata atau bertanya kepada dokter tentang apa yang dimaksud dengan mikropenis dapat membantu.

Jika seseorang khawatir tentang kinerja seksual, mereka mungkin menemukan kenyamanan dari jaminan dan dukungan pasangannya.

Riset menunjukkan bahwa mayoritas wanita heteroseksual puas dengan ukuran penis pasangannya.

Perawatan medis dapat membantu pria dengan BDD atau kecemasan tentang ukuran penis. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:

  • Terapi perilaku kognitif (CBT): Jenis terapi ini membantu orang memahami bagaimana pikiran mereka memengaruhi perasaan dan perilaku mereka. Terapi ini dapat membantu mereka menemukan cara untuk mengurangi kecemasan.
  • Memahami dan mengatasi pemicu: Bagi sebagian orang, pemicu spesifik – seperti pornografi atau masalah hubungan – dapat menyebabkan kecemasan ukuran penis. Beberapa orang dapat mengurangi gejala dengan mengidentifikasi pemicunya dan bekerja untuk mengelolanya.
  • Terapi seks atau konseling pasangan: Ketika kecemasan tentang ukuran penis mempengaruhi hubungan atau kemampuan seseorang untuk berhubungan seks, terapi dapat membantu pasangan bekerja sama untuk mengatasi kecemasan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau