KOMPAS.com - Fraktur penis adalah kondisi saat penis terlihat patah karena trauma ketika ereksi.
Melansir Mayo Clinic, fraktur penis tidak terlihat seperti patah tulang kaki, tangan, dan sebagainya karena alat reproduksi pria ini tidak memiliki tulang.
Selama ereksi, penis membesar karena darah mengisi dua tabung berbentuk silinder bernama corpora cavernosa.
Baca juga: Kutil di Penis, Kenali Penyebab dan Cara Menyembuhkannya
Bagian atas jaringan ereksi ini dilapisi tunika albuginea, selubung melar di bawah kulit yang memungkinkan penis bertambah lebar dan panjang.
Jika penis yang sedang membesar tersebut dibengkokkan secara tiba-tiba, trauma tersebut bisa merusak tunika albuginea atau corpora cavernosa. Hal itu bisa menyebabkan fraktur penis.
Fraktur penis adalah kondisi darurat yang memerlukan perawatan medis cepat. Jika pria mengalaminya, segera ke rumah sakit agar tidak merusak penis secara permanen.
Untuk meningkatkan kewaspadaan, berikut gejala, penyebab, dan cara mengatasi fraktur penis yang perlu pria ketahui.
Baca juga: 5 Penyebab Penis Susah Ereksi, Pria Perlu Tahu
Terdapat beberapa gejala fraktur penis yang perlu diwaspadai, antara lain:
Fraktur penis bisa diketahui lewat pemeriksaan fisik. Dokter terkadang juga merekomendasikan pemeriksaan USG untuk menegakkan diagnosis.
Baca juga: 7 Penyebab Penis Kesemutan, Pria Perlu Tahu
Melansir Healthline, fraktur penis terjadi ketika trauma tiba-tiba atau penis bengkok mematahkan tunika albuginea.
Tak hanya itu, jaringan ereksi di bawah tunika albuginea bernama corpora cavernosa juga bisa pecah.
Ada beberapa penyebab fraktur penis yang biasa terjadi, antara lain:
Meskipun fraktur penis bisa terjadi karena berbagai posisi seks, tapi pria lebih rentan mengalami penis patah saat berhubungan seks dengan posisi woman-on-top atau posisi seks rear-entry.
Baca juga: Penis Bengkok, Normal atau Tidak?
Jika pria merasakan gejala fraktur penis, segera ke rumah sakit agar penis tidak rusak dan mengalami disfungsi ereksi permanen.
Fraktur penis biasanya memerlukan operasi. Dokter bedah akan menggunakan jahitan khusus untuk menutup robekan pada tunika albuginea dan corpora cavernosa.
Setelah operasi, pasien fraktur penis biasanya perlu proses pemulihan selama satu sampai tiga hari. Selama pemulihan, dokter bakal meresepkan obat penghilang rasa sakit dan antibiotik.
Selama proses pemulihan, penderita biasanya tidak boleh melakukan hubungan seks selama sebulan.
Proses penyembuhan setelah operasi fraktur penis sampai sembuh total biasanya butuh waktu selama beberapa bulan.
Baca juga: 9 Penyebab Penis Bengkak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.