Studi lain tahun 2019 menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dapat mengganggu siklus tidur.
Baca juga: Apa Dampak Ghosting bagi Kesehatan Mental
Tidur yang teratur dan berkualitas tinggi sangat penting untuk kesejahteraan dan bukti menunjukkan bahwa masalah tidur berkontribusi pada efek kesehatan mental yang merugikan, seperti depresi dan kehilangan ingatan.
Selain efek buruk pada tidur, media sosial dapat memicu terjadinya cyberbullying.
Dalam survei tahun 2020 terhadap lebih dari 6.000 individu berusia 10-18 tahun menemukan bahwa sekitar setengah dari mereka yang memiliki media sosial pernah mengalami cyberbullying.
Media sosial dapat memberi kesempatan kepada individu untuk memulai atau menyebarkan desas-desus berbahaya dan menggunakan kata-kata kasar yang dapat meninggalkan luka emosional yang bertahan lama bagi orang lain.
Media sosial dapat memicu perasaan tidak mampu.
Orang mungkin merasa seolah-olah hidup atau penampilan mereka tidak dapat dibandingkan dengan orang lain di media sosial, yang menyebabkan perasaan iri dan ketidakpuasan.
Sebuah studi tahun 2018 menemukan bahwa penggunaan media sosial yang tinggi meningkatkan perasaan kesepian.
Dilaporkan juga bahwa mengurangi penggunaan media sosial dapat membantu mengurangi rasa kesepian dan terisolasi, serta meningkatkan kesejahteraan mereka.
Selain itu, media sosial dapat memfasilitasi cyberbullying dan menciptakan keegoisan yang tidak sehat dan jarak dari teman dan keluarga.
Baca juga: Kenali Apa itu Body Shaming dan Efek Buruknya Pada Kesehatan Mental
Terlepas dari kekurangannya, media sosial tetap menjadi sarana yang efisien untuk menghubungkan komunitas dan individu di seluruh dunia.
Jaringan berbasis media sosial di antara sekelompok kecil orang bermanfaat bagi banyak orang.
Melalui media sosial, anak-anak muda yang berjuang dengan keterampilan sosial dan kecemasan dapat mengekspresikan diri dan bersosialisasi.
Ini bisa sangat menguntungkan bagi kelompok yang terpinggirkan karena memungkinkan orang untuk bertemu dan berinteraksi dengan individu lain yang berpikiran sama.
Media sosial juga berfungsi sebagai platform yang memberikan suara kepada mereka yang tidak bersuara.
Misalnya, orang yang menjadi korban kekerasan dan pelecehan dapat menggunakan komunitas seperti komunitas #MeToo untuk mengungkapkan pandangan mereka, membicarakan apa yang mereka hadapi, dan mencari dukungan.
Media sosial juga dapat mendidik dan menginformasikan serta menyediakan outlet untuk kreativitas dan ekspresi diri.