Selain itu, saat sedang menyusui, payudara juga dapat mengeluarkan dan menyingkirkan sel-sel abnormal penyebab kanker.
American Institute for Cancer Research (AICR) dan World Cancer Research Fund (WCFR) tahun 2017 menunjukkan bahwa menyusui dapat mengurangi paparan seumur hidup terhadap hormon seperti estrogen.
Maka dari itu, menurut Walta, risiko seorang wanita yang tidak pernah hamil dan menyusui menjadi lebih tinggi karena terpapar hormon estrogen dan juga progesteron secara terus-menerus.
Walta mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga berat badan yang ideal dan sehat.
Selain itu, Walta menganjurkan untuk tidak menambah berat badan lebih dari 3 kilogram bagi seseorang yang sudah mengalami menopause.
Alasannya, berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker akibat bertambahnya kadar estrogen dalam tubuh.
Hal ini terbukti dengan contoh pria yang memiliki payudara karena berat badan berlebih.
Baca juga: 8 Ciri-ciri Kanker Payudara yang Mudah Dikenali
Hormon etrogen dapat tersimpan di tubuh dalam bentuk lemak.
Oleh karena itu, Walta mengimbau untuk membatasi konsumsi lemak, terutama jika Anda telah berusia di atas 50 tahun.
Walta mengungkapkan bahwa terdapat banyak penelitian yang membuktikan bahwa terdapat kandungan alkohol yang terkait dengan hormon estrogen.
Dengan demikian, mengonsumsi alkohol yang secara rutin atau berlebihan dapat memicu peningkatan hormon estrogen dalam tubuh yang otomatis meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
Berkaitan dengan faktor-faktor tersebut, Walta kembali mengingatkan pentingnya berolahraga secara rutin untuk mengurangi risiko kanker payudara.
Karena dengan olahraga, Anda dapat membakar cadangan hormon estrogen yang berbentuk lemak di dalam tubuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.