Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi jika Tubuh Kekurangan Magnesium?

Kompas.com - 09/10/2021, 13:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Meski kedutan sesekali normal, seseorang sebaiknya segera menemui dokter jika gejala yang dialami terus berlanjut.

3. Gangguan kesehatan mental

Gangguan kesehatan mental adalah konsekuensi lain dari kekurangan magnesium.

Ini termasuk sikap apatis yang ditandai dengan mati rasa mental atau kurangnya emosi. Kekurangan magnesium yang terus memburuk bahkan dapat menyebabkan delirium dan koma.

Baca juga: 7 Gejala Kekurangan Kalsium yang Perlu Diwaspadai

Selain itu, studi observasi telah mengaitkan kadar magnesium rendah dengan peningkatan risiko depresi.

Secara garis besar, kekurangan magnesium adalah kondisi yang perlu diantisipasi atau diatasi karena dapat menyebabkan disfungsi saraf dan menurunkan kondisi kesehatan mental pada beberapa orang.

4. Merasa lelah dan kelemahan otot

Saat tubuh mengalami kelelahan fisik atau mental, bisa jadi kondisi itu merupakan gejala kekurangan magnesium.

Tapi, ingatlah bahwa setiap orang bisa menjadi lelah dari waktu ke waktu.

Biasanya, rasa lelah itu menandakan seseorang perlu istirahat.

Namun, kelelahan yang parah atau terus-menerus bisa jadi merupakan pertanda adanya masalah kesehatan.

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Kalium Tinggi

Karena kelelahan merupakan gejala nonspesifik, penyebabnya tidak mungkin diidentifikasi kecuali disertai gejala lain.

Tanda lain yang lebih spesifik dari kekurangan magnesium adalah kelemahan otot atau dikenal dengan istilah myasthenia.

Lemahnya otot tersebut kemungkinan disebabkan oleh hilangnya kalium dalam sel otot, suatu kondisi yang terkait dengan kekurangan magnesium.

Maka dari itu, kekurangan magnesium adalah salah satu penyebab kelelahan atau kelemahan.

5. Tekanan darah tinggi

Kekurangan magnesium juga dilaporkan dapat meningkatkan tekanan darah.

Ini karena magnesium sejatinya berguna untuk menjaga irama jantung dan mengontrol tekanan darah tetap normal dan melancarkan sirkulasi darah.

Kondisi tekanan darah tinggi atau hipertensi ini pun perlu diwaspadai karena merupakan faktor risiko kuat untuk penyakit jantung.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau