KOMPAS.com - Preeklamsia adalah penyebab utama kematian ibu dan bayi di Indonesia. Penyakit ini sering disebut sebagai “the silent killer” karena banyak gejalanya menyerupai keluhan umum.
Dokter spesialis kandungan dr Aditya Kusuma, SpOG juga mengatakan bahwa preeklamsia telah menyebabkan sekitar 76.000 kematian pada ibu hamil dan 500.000 kematian pada janin
Preeklamsia bisa menyebabkan komplikasi serius bahkan fatal bagi ibu dan bayi jika tidak ditangani dengan langsung.
Menurut Aditya, komplikasi preeklamsia biasanya ditandai dengan tekanan darah tinggi dan dapat menyebabkan kerusakan organ vital, khususnya ginjal dan hati.
Baca juga: Fraktur Gigi
Preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi fatal bagi ibu dan bayi jika tidak ditangani serius.
“Banyak gejala preeklamsia yang tertutup oleh keluhan lain seperti kaki bengkak, sakit kepala atau mual,” ucap Aditya, dalam sebuah acara bertajuk "Deteksi Dini Preeklamsia Jadi Kunci Kurang Risiko Kematian Ibu dan Janin".
Gejala preeklamsia juga tidak dirasakan di awal kehamilan dan baru terlihat saat kehamilan memasuki usia 20 minggu.
Oleh karena itu, banyak ibu hamil yang terlambat mendapatkan penanganan tepat ketika kondisi preeklamsia sudah membahayakan ibu dan janin.
Aditya juga mengatakan bahwa preeklamsia bisa membuat ibu hamil dan janin mengalami berbagai komplikasi dalam jangka panjang atau pendek.
Preeklamsia dapat membuat plasenta Anda tidak mendapatkan cukup darah, yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.