Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2021, 13:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecemasan akan perpisahan (separation anxiety) adalah kondisi saat seseorang takut dipisahkan dari seseorang atau sesuatu.

Tidak hanya terjadi pada anak-anak, orang tua juga dapat mengalami separation anxiety.

Belum diketahui jelas apa yang menyebabkan gangguan ini.

Baca juga: Mengapa Kecemasan Sebabkan Jantung Berdetak Kencang?

Namun, separation anxiety sering terlihat bersama kondisi terkait kecemasan lainnya, seperti gangguan panik, agorafobia, dan gangguan kecemasan umum.

Separation anxiety merupakan bagian dari perkembangan anak-anak, khususnya pada rentang usia enam bulan hingga tiga tahun.

Jika gejala berlanjut hingga akhir masa kanak-kanak, maka bisa jadi anak tersebut akan didiagnosis dengan gangguan kecemasan akan perpisahan anak (child separation anxiety disorder).

Lalu, jika kecemasan tersebut berlanjut hingga dewasa, diagnosis yang mungkin akan dibuat adalah gangguan kecemasan perpisahan dewasa (adult separation anxiety disorder).

Gejala

Gejala yang timbul pada anxiety disorder anak-anak dan dewasa serupa.

Bagi anak-anak, gejala yang paling umum adalah ketakutan yang parah saat harus berpisah atau jauh dari orang tua atau pengasuh.

Pada orang tua, gejala yang mirip adalah keresahan yang parah saat harus jauh dari anak-anak.

Hal ini dapat berpengaruh secara pengalaman sosial. Anak akan susah jika ada acara menginap di sekolah dan sebagainya.

Serupa, orang tua juga akan merasa kesulitan saat bekerja dan sebagainya saat terpaksa jauh dari sang anak.

Menurut The American Psychiatric Association’s Diagnostic Manual for Mental Health 5th Edition (DSM-5), gejala separation anxiety meliputi:

Baca juga: 9 Makanan untuk Bantu Mengatasi Kecemasan

  • resah atau rewel saat harus dipisahkan dari seseorang atau sesuatu seperti hewan peliharaan
  • khawatir berlebihan jika orang atau sesuatu tersebut akan merasa dirugikan jika mereka tinggalkan sendirian
  • perlu tahu di mana pasangan atau orang yang dicintai setiap saatc
  • meningkatnya ketakutan akan kesendirian
  • gejala fisik saat tahu mereka akan dipisahkan dari orang lain

Gejala fisik yang dimaksud dapat berupa:

  • mual
  • sakit kepala
  • sakit tenggorokan

Penyebab

Beberapa penyebab dan faktor yang dapat meningkatkan terjadinya separation anxiety disorder, adalah:

  • peristiwa stres atau traumatis yang signifikan dalam kehidupan anak, seperti tinggal di rumah sakit, kematian orang atau hewan peliharaan kesayangan, atau perubahan lingkungan seperti pindah rumah atau pindah sekolah
  • anak-anak dengan orang tua protektif bisa jadi lebih rentan terhadap kecemasan perpisahan. orang tua yang mudah cemas dapat memengaruhi kepribadian anak
  • keterikatan yang tidak sehat dengan orang tua atau pengasuh
  • memiliki atau mengalami gangguan kecemasan lain seperti gangguan kecemasan sosial, fobia, atau agorafobia
  • Anak-anak dengan separation anxiety disorder juga dapat memiliki gangguan obsesif-kompulsif (OCD) atau depresi

Baca juga: Tak Hanya Ganggu PIkiran, Kecemasan Juga Sebabkan Gangguan Fisik

Diagnosis

Dokter mendiagnosis separation anxiety dengan menanyakan gejala yang dirasakan orang tersebut.

Spesialis kesehatan mental juga akan menggunakan panduan khusus untuk membantu mendiagnosis separation anxiety pada orang dewasa.

Perawatan

Penanganan untuk separation anxiety pada orang dewasa mirip dengan prosedur yang dilakukan untuk mengobati gangguan kecemasan lainnya.

Beberapa perawatan yang mungkin direkomendasikan dapat termasuk:

  • terapi perilaku kognitif (CBT)
  • terapi kelompok atau grup
  • terapi keluarga
  • terapi perilaku dialektis (DBT)
  • obat-obatan seperti antidepresan, buspirone, atau benzodiazepin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau