Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/10/2021, 18:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Sama seperti tekanan darah tinggi atau hipertensi, tekanan darah rendah atau hipotensi adalah kondisi yang tak boleh dianggap remeh.

Bagi banyak orang, tekanan darah rendah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan sejumlah keluhan seperti pusing, penglihatan kabur atau memudar, mual, kelelahan, sulit konsentrasi, dan pingsan.

Dalam kasus yang parah, tekanan darah rendah bahkan dapat mengancam jiwa.

Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Orang Dewasa?

Dilansir dari Cleveland Clinic, dokter pada umumnya mendefinisikan tekanan darah rendah sebagai kondisi tubuh ketika tekanan darah mencapai 90/60 mmHg atau lebih rendah.

Angka 90 menunjukkan tekanan sistolik, yakni tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.

Sedangkan angka 60 menunjukkan tekanan diastolik, yaitu tekanan saat jantung relaksasi dan menerima darah dari seluruh tubuh.

Dokter biasanya hanya akan mengobati hipotensi jika cukup parah hingga menimbulkan gejala.

Jika seseorang memiliki pembacaan tekanan darah rendah secara konsisten tapi masih merasa baik-baik saja, dokter kemungkinan hanya akan memantau kondisi pasien selama pemeriksaan rutin.

Jenis-jenis tekanan darah rendah

Untuk diketahui, dokter sering membagi tekanan darah rendah ke dalam sejumlah kategori, tergantung pada penyebab dan faktor lainnya.

Baca juga: 9 Penyebab Darah Rendah yang Perlu Diwaspadai

Beberapa jenis darah rendah yang bisa terjadi, yakni:

1. Hipotensi ortostatik atau postural (darah rendah saat berdiri)

Dilansir dari Mayo Clinic, hipotensi ortostatik atau postural adalah penurunan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba ketika Anda berdiri dari posisi duduk atau setelah berbaring.

 

Gravitasi menyebabkan darah menggenang di kaki Anda saat Anda berdiri.

Biasanya, tubuh Anda mengkompensasi dengan meningkatkan detak jantung dan menyempitkan pembuluh darah, sehingga memastikan bahwa cukup darah kembali ke otak Anda.

Tetapi, pada orang dengan hipotensi ortostatik, mekanisme kompensasi ini gagal dan tekanan darah turun, kemudian menyebabkan pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, dan bahkan pingsan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau