Hipotensi ortostatik dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk dehidrasi, terlalu lama dalam posisi tidur, kehamilan, diabetes, masalah jantung, luka bakar, panas berlebihan, varises besar, dan gangguan neurologis tertentu.
Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Anak-anak dan Remaja?
Sejumlah obat juga dapat menyebabkan hipotensi ortostatik, terutama obat-obatan yang digunakan untuk mengobati tekanan dara tinggi, seperti:
Antidepresan dan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson maupun disfungsi ereksi juga bisa menjadi penyebab darah rendah ortostatik.
Hipotensi ortostatik sangat umum terjadi pada kalangan lansia, namun tetap saja bisa juga memengaruhi kalangan muda yang berdiri tiba-tiba setelah duduk dengan kaki disilangkan untuk waktu lama atau setelah jongkok untuk sementara waktu.
2. Hipotensi postprandial (darah rendah setelah makan)
Hipotensi postprandial adalah penurunan tekanan darah yang terjadi satu sampai dua jam setelah makan.
Jenis hipotensi ini dilaporkan memengaruhi sebagian besar kalangan lansia.
Seperti diketahui, darah akan mengalir ke saluran pencernaan Anda setelah Anda makan.
Biasanya, tubuh Anda meningkatkan detak jantung dan menyempitkan pembuluh darah tertentu untuk membantu menjaga tekanan darah normal.
Baca juga: 9 Makanan untuk Menjaga Tekanan Darah Normal
Tetapi, pada beberapa orang, mekanisme ini gagal dan menyebabkan keluhan pusing, pingsan, hingga tumbang.
Hipotensi postprandial lebih cenderung memengaruhi orang dengan tekanan darah tinggi atau gangguan sistem saraf otonom seperti penyakit Parkinson.
Beberapa hal yang diyakini bisa dilakukan untuk membantu dalam mengurangi gejala hipotensi postprandial, yakni:
3. Neurally mediated hypotension (darah rendah dari sinyal otak yang salah)
Jenis darah rendah ini terjadi karena kesalahan otak dalam menerima sinyal.
Baca juga: Bahaya Darah Rendah pada Ibu Hamil
Neurally mediated hypotension biasanya terjadi saat Anda terlalu lama berdiri atau setelah berolahraga.