Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Gejala Serangan Panik yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 21/10/2021, 15:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.comSerangan panik adalah episode ketakutan intens tiba-tiba yang memicu reaksi fisik yang parah ketika tidak ada bahaya nyata atau penyebab yang jelas.

Serangan panik bisa sangat menakutkan.

Ketika serangan panik terjadi, Anda mungkin berpikir Anda kehilangan kendali, mengalami serangan jantung atau bahkan sekarat.

Banyak orang hanya mengalami satu atau dua kali serangan panik dalam hidup mereka, dan masalahnya hilang, mungkin ketika situasi yang membuat stres berakhir.

Baca juga: 7 Cara Jaga Kesehatan Mental Anak di Masa Pandemi

 

Namun, jika Anda mengalami serangan panik yang berulang dan tidak terduga dan menghabiskan waktu lama dalam ketakutan akan serangan lain, Anda mungkin memiliki kondisi yang disebut gangguan panik.

Meskipun serangan panik itu sendiri tidak mengancam jiwa, kondisi ini bisa menakutkan dan secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup Anda. 

Gejala serangan panik

Melansir dari Mayo Clinic, serangan panik biasanya dimulai secara tiba-tiba, tanpa peringatan.

Kondisi ini dapat menyerang kapan saja — ketika Anda sedang mengendarai mobil, di mal, tertidur lelap atau di tengah pertemuan bisnis.

Anda mungkin mengalami serangan panik sesekali atau mungkin sering.

Serangan panik memiliki banyak variasi, tetapi gejala biasanya memuncak dalam beberapa menit.

Anda mungkin merasa lelah dan lelah setelah serangan panik mereda.

Serangan panik biasanya mencakup beberapa tanda atau gejala berikut:

  • Rasa malapetaka atau bahaya yang akan datang
  • Takut kehilangan kendali atau kematian
  • Detak jantung yang cepat dan berdebar-debar
  • Berkeringat
  • Gemetar
  • Sesak napas atau sesak di tenggorokan
  • Panas dingin
  • Hot flash
  • Mual
  • Kram perut
  • Sakit dada
  • Sakit kepala
  • Pusing, sakit kepala ringan atau pingsan
  • Sensasi mati rasa atau kesemutan
  • Perasaan tidak nyata atau terlepas

Salah satu hal terburuk tentang serangan panik adalah ketakutan yang kuat bahwa Anda akan mengalami serangan lagi.

Anda mungkin takut mengalami serangan panik sehingga Anda menghindari situasi tertentu di mana hal itu mungkin terjadi.

Jika Anda memiliki gejala serangan panik, cari bantuan medis sesegera mungkin.

Baca juga: Tak Hanya Ketahanan Fisik, Kesehatan Mental Atlet Juga Penting

 

Serangan panik, meskipun sangat tidak nyaman, tidak berbahaya.

Namun, serangan panik sulit untuk ditangani sendiri dan bisa menjadi lebih buruk tanpa pengobatan.

Gejala serangan panik juga bisa menyerupai gejala masalah kesehatan serius lainnya, seperti serangan jantung, jadi penting untuk dievaluasi oleh penyedia perawatan primer Anda jika Anda tidak yakin apa yang menyebabkan gejala Anda.

Penyebab serangan panik

Tidak diketahui apa yang menyebabkan serangan panik atau gangguan panik, tetapi faktor-faktor ini mungkin berperan:

  • Genetika
  • Stres utama
  • Temperamen yang lebih sensitif terhadap stres atau rentan terhadap emosi negatif
  • Perubahan fungsi pada bagian otak tertentu

Serangan panik mungkin datang tiba-tiba dan tanpa peringatan pada awalnya, tetapi seiring waktu, mereka biasanya dipicu oleh situasi tertentu.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa respons alami melawan atau lari tubuh Anda terhadap bahaya terlibat dalam serangan panik.

Misalnya, jika beruang mengejar Anda, tubuh Anda akan bereaksi secara naluriah.

Detak jantung dan pernapasan Anda akan meningkat saat tubuh Anda bersiap untuk situasi yang mengancam jiwa.

Baca juga: Tak Disadari, Kenali Dampak Negatif Media Sosial bagi Kesehatan Mental

 

Banyak reaksi yang sama terjadi pada serangan panik.

Namun, tidak diketahui mengapa serangan panik terjadi ketika tidak ada bahaya yang jelas.

Gejala gangguan panik sering dimulai pada akhir remaja atau dewasa awal dan mempengaruhi lebih banyak wanita daripada pria.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko serangan panik atau gangguan panik meliputi:

  • Riwayat keluarga dengan serangan panik atau gangguan panik
  • Stres besar dalam hidup, seperti kematian atau penyakit serius dari orang yang dicintai
  • Peristiwa traumatis, seperti kekerasan seksual atau kecelakaan serius
  • Perubahan besar dalam hidup Anda, seperti perceraian atau penambahan bayi
  • Merokok atau asupan kafein yang berlebihan
  • Riwayat kekerasan fisik atau seksual pada masa kanak-kanak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau