Mengontrol pemicu ini sebanyak mungkin diyakini dapat membantu untuk mengurangi keluhan.
Misalnya, seseorang dengan kondisi pernapasan kronis yang juga memiliki alergi mungkin perlu mengonsumsi obat alergi dan menghindari pemicu alergi.
Orang dengan alergi dapat memperoleh manfaat dari berbagai macam obat alergi, termasuk dekongestan, tablet kortikosteroid, dan antihistamin.
Semprotan hidung mungkin sangat membantu untuk meredakan dada sesak, kongesti, dan peradangan yang dapat menyebabkan mengi.
Alergi yang lebih parah mungkin memerlukan resep obat alergi.
Baca juga: Alergi: Gejala, Penyebab, Faktor Risiko, dan Cara Mengobati
Imunoterapi adalah proses melatih kembali sistem kekebalan tubuh untuk tidak bereaksi terhadap alergen.
Bentuk imunoterapi yang paling umum adalah suntikan alergi.
Seseorang mungkin memerlukan beberapa perawatan, tetapi seiring waktu, imunoterapi dapat mengurangi frekuensi mengi.
Imunoterapi juga dapat membantu orang dengan kondisi kronis lainnya, seperti PPOK yang juga memiliki alergi.
Bronkodilator adalah kelompok obat yang dapat membantu mengendurkan paru-paru dan mencegah penyempitan saluran pernapasan.
Bronkodilator dapat membantu mengi yang disebabkan oleh PPOK dan asma.
Bronkodilator datang dalam dua bentuk:
Bronkodilator harus diperoleh dari dokter dan kemudian dapat digunakan di rumah, sesuai kebutuhan.
Baca juga: 12 Penyebab Sesak Napas, Bukan Hanya Gejala Covid-19
Berbagai macam obat dapat mengobati mengi yang disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya. Seseorang yang mengalami mengi karena reaksi alergi yang parah misalnya, mungkin memerlukan epinefrin atau kortikosteroid.
Orang dengan masalah kesehatan jantung dapat mengambil obat tekanan darah atau pengencer darah untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada jantung.
Sangat penting untuk berdiskusi dengan dokter apakah obat dapat membantu, dan bagaimana berbagai obat dapat berinteraksi satu sama lain.
Beberapa kondisi pernapasan kronis dapat menyebabkan gejala seperti mengi.
Merangkum Health Line, para peneliti telah mencari tahu lebih banyak tentang peran nutrisi dalam mengendalikan gejala-gejala ini.
Sebuah tinjauan studi yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients pada 2015 menemukan bahwa vitamin C mungkin memiliki efek perlindungan pada sistem pernapasan.
Namun, penelitian yang ditinjau juga menunjukkan bahwa makan makanan tinggi vitamin C tampak lebih efektif daripada mengonsumsi suplemen vitamin C.
Coba tambahkan beberapa makanan berikut ke dalam diet untuk mendapatkan manfaat potensial dari vitamin C:
Tinjuan studi tersebut juga mencatat kemungkinan hubungan antara peningkatan kesehatan pernapasan dan diet tinggi vitamin D dan vitamin E.
Baca juga: 18 Makanan yang Mengandung Vitamin E Tinggi